Kepolisian Resor (Polres) Gorontalo memberi atensi terhadap kasus dugaan pungutan liar (pungli) yang diduga melibatkan oknum kepala desa (kades) di Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo.

Pernyataan itu disampaikan Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polres Gorontalo AKP Akmal Novian Reza di Gorontalo, Selasa usai menerima kedatangan puluhan mahasiswa dari Universitas Gorontalo yang menggelar aksi unjuk rasa di depan pintu gerbang Mapolres.

"Mereka yang datang adalah mahasiswa Universitas Gorontalo bermaksud menanyakan terkait masalah pungutan liar yang ada di desa Pulubala. Kasus ini sudah kita lakukan penyelidikan. Sudah 14 saksi yang kita periksa," kata Akmal.

Ia mengatakan masih harus melakukan penyelidikan maupun gelar perkara hingga dengan proses pemeriksaan terhadap para ahli dan pihak terkait lainnya.

Ia memastikan kasus ini telah ditangani sesuai dengan mekanisme yang ada dan memerlukan waktu yang tidak cepat, seperti dalam penanganan kasus penganiayaan atau pembunuhan.

Pihak Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) pun masih perlu mengumpulkan dokumen-dokumen hingga para ahli terkait masalah tersebut sehingga memerlukan waktu yang lama dalam penanganan-nya.

"Saya pastikan kasus ini telah ada progres. Artinya kita sangat memberi atensi," kata Kabag Ops.

Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Gorontalo Harun Alulu koordinator aksi unjuk rasa mengatakan hal ini merupakan aksi ke dua yang digelar dengan tujuan memberikan dukungan hingga dorongan kepada pihak Polres Gorontalo untuk segera mengusut tuntas kasus ini.

"Tujuan kedatangan kami ke Polres Gorontalo untuk menanyakan sikap tegas Kapolres dan Kasat Reskrim terkait penangan kasus ini," katanya.

Menurutnya dalam beberapa pekan terakhir, kasus dugaan pungli ini sudah cukup menguras perhatian publik di Wilayah Kabupaten Gorontalo.

Mengingat masalah ini melibatkan salah satu oknum kepala desa yang ada di Kecamatan Pulubala.

"Sesuai penyampaian dari Kabag Ops tersebut, maka pada Rabu nanti, kami akan datang lagi ke Polres untuk bertatap muka secara langsung. Kami meminta waktu untuk membahas lagi proses penanganan kasus ini," katanya pula.

Kegiatan unjuk rasa tersebut sempat diwarnai ketegangan hingga berujung aksi saling dorong antara pendemo dengan aparat kepolisian yang melaksanakan pengamanan.

Sejumlah anggota Polisi dan massa pendemo dikabarkan mengalami luka di beberapa bagian tubuh sehingga harus mendapatkan penanganan medis.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024