Satu orang balita usia 3,5 tahun di Kecamatan Biau, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, meninggal dunia, 17 korban lainnya dirawat akibat muntaber.

Kepala Puskesmas Biau, Warda Mootalu, di Gorontalo, Sabtu (30/3), mengatakan, kasus muntaber melanda wilayah itu menyebabkan 18 korban dirawat. Diantaranya satu orang balita berjenis kelamin laki-laki meninggal dunia.

Satu orang dirujuk ke rumah sakit umum daerah setempat, 9 orang sementara dirawat inap di unit gawat darurat (UGD) puskesmas tersebut. Sementara sisanya, kata Warda, telah dipulangkan karena kondisinya membaik.

Rata-rata korban muntaber, kata dia, menyebar dari beberapa desa di kecamatan itu, terbanyak dari Desa Topi dan Desa Potanga. Saat ini pihaknya masih membuka layanan UGD 1x24 jam, untuk mengantisipasi peningkatan kasus.

Mengingat dari kunjungan petugas yang dikerahkan pihaknya, masih mendapati 7 warga yang terkena muntaber namun hanya berdiam diri di rumah.

Mereka beralasan, hanya mengalami muntaber ringan maka memilih menjalani perawatan di rumah.
Kasus muntaber tersebut, kata Warda, terjadi sejak Jumat (29/3) namun puncak kunjungan korban di Puskesmas itu terjadi pukul 23.00 Wita.

Ia mengaku, Kecamatan Biau yang jauh dari pusat kabupaten, sekitar 4 jam menempuh perjalanan darat, menyebabkan warga rata-rata memilih menjalani perawatan di Puskesmas.

Namun pihaknya terpaksa merujuk pasien jika kondisinya wajib ditangani intensif, seperti ke Puskesmas Sumalata maupun Puskesmas Tolinggula, termasuk ke rumah sakit yang ada di pusat kabupaten, mengingat Puskesmas Biawu hanya berstatus rawat jalan.

Hingga kini, tim Dinas Kesehatan Provinsi masih melakukan investigasi penyebab muntaber massal tersebut. Diantaranya dari sumber air minum masyarakat yang diambil dari fasilitas PDAM.

 

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019