Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Pengemudi bentor atau becak bermotor di Gorontalo, meminta pemerintah daerah mengatur jalur angkutan dalam kota, dan menetapkan tarif yang sesuai dengan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.
Ketua Asosiasi Bentor Gorontalo Utara, Saiful Musa, Rabu, mengatakan, berdasarkan data tahun 2012, jumlah bentor mencapai 873 unit, dan mayositas pengemudi bentor melayani jalur angkutan dalam kota dari wilayah Kecamatan Kwandang dan Tomilito.
Bila harga bensin bersubsidi dinaikkan pemerintah, katanya, dapat dikhawatirkan akan menurunkan penghasilan pengemudi bentor, moda angkutan umum andalan masyarakat daerah.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Asosiasi Bentor meminta pemda segera mengatur jalur angkutan dalam kota, serta tarif yang sesuai.
Sebab selama ini, pengemudi bentor bisa melayani kebutuhan penumpang dari wilayah mana saja dan menentukan tarif sesuai kesepakatan.
Jalur angkutan yang tidak teratur, akan berdampak pada penghasilan pengemudi bentor, apalagi sudah biasa saling banting harga agar bisa melayani penumpang lebih banyak.
Meski selama ini, dengan tarif tergantung kesepakatan pengemudi dan penumpang mampu memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak, namun ada baiknya pemda memberlakukan tarif angkutan dalam kota khusus bentor.
Sebab, katanya, dikhawatirkan penumpang akan beralih ke angkutan desa yang jumlahnya masih terbatas dan tarifnya lebih murah.
Asosiasi, kata Saiful, berharap pemda ikut memperhatikan aspirasi para pengemuding bentor, dengan mengatur tarif sesuai jarak antar, agar kenaikan harga BBM tidak akan berdampak menurunkan penghasilan.
Saiful mencontohkan, untuk jarak tempuh 7 kilometer, rata-rata penumpang membayar tarif Rp5.000-7.000 per orang, namun untuk jarak tempuh yang dekat dan atau dalam kota hanya berkisar Rp1.000-Rp3.000 per orang.
Jika tarif angkutan bentor diatur pemerintah, diharapkan pengemudi dan penumpang menaati ketentuan untuk keuntungan kedua belah pihak
