Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Sebanyak 22 perupa mempersembahkan karyanya bertajuk "Menegaskan Gorontalo" di Galeri Riden Baruad, Kota Gorontalo mulai Sabtu malam.
Para perupa datang dari berbagai kalangan serta aliran, dari yang dekoratif hingga karikatur, realis hingga "hyperrealis". Tidak hanya lukisan, pameran juga menampilkan karya patung.
"Pameran kali ini menampilkan banyak corak, eksplorasi dan kecenderungan masing-masing perupa, disitulah letak keunikan dan kekayaannya," ujar Awaluddin Ahmad , koordinator pameran.
Karya yang dipajang tidak hanya dari komunitas perupa Gorontalo, tapi juga menghadirkan karya perupa tamu dari berbagai kota.
Seperti Iwan Yusuf, Suwandi Waeng, Watoni dan Fadjar Djunaedi (Batu, Malang , Jawa Timur), Suryani (Bali), dan Endeng Mursalin, Elansah Merdeka Mursalin, Mohamad Okta Driansyah dan Rio Simatupang (Palu).
Dari Gorontalo sendiri, tercatat ada 13 perupa yang memajang karyanya, yakni Anang S. Musa, Arya Budi, Fandhy Rais, I Wayan Sudana, Jemi Malewa, Mohammed Katili,Pipin Art, Rihaf, Rio L`Manaf, Suarmaji, Syam Terrajana, Tri Nur Istiyani dan Yayat Gokilz .
Pameran yang digelar mulai 21-30 November ini terbuka untuk umum. Pengunjung tidak dipungut biaya apapun.
Para perupa sepakat mengambil tema "Menegaskan Gorontalo" untuk mempertegas identitas daerah tersebut baik dari segi teritori, histori, kebudayaan, serta banyak dimensi dan kebudayaan di dalamnya.
"Tak heran, banyak hal yang dieksplorasi para perupa Gorontalo, ada nuansa satir, sinisme sekaligus bangga terhadap entitas Gorontalo, " tambah Bani Malabar, wakil koordinator pameran.
Meski demikian, pameran ini sengaja mengundang perupa dari luar sebagai isyarat lenturnya cara berkomunikasi dalam seni rupa, di tengah upaya menegaskan Gorontalo.