Gorontalo (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Gorontalo dan Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) terkait kerja sama menekan inflasi.
Penjabat Gubernur Gorontalo Hamka Hendra Noer bersama Gubernur Sulteng Rusdi Mastura menandatangani kesepakatan MoU tersebut di ruang kerja Gubernur Sulteng, Kota Palu, Sulteng, Kamis.
Kesepakatan kerja sama ini bertujuan untuk mewujudkan kestabilan beberapa komoditas penyumbang inflasi seperti cabai dan bawang merah.
Ruang lingkup kerja sama berupa pengendalian komoditas strategis melalui strategi 4K yakni ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif, serta bentuk kesepakatan lain yang diperlukan.
Hamka menilai relasi antara Gorontalo dan Sulteng sangat dekat layaknya dua tetangga yang saling membutuhkan yang dibuktikan dengan banyaknya warga Sulteng bersekolah, berdagang dan menetap di Gorontalo dan sebaliknya.
Menurutnya, kedekatan itu perlu dikelola dengan baik, sehingga menghasilkan hubungan yang saling menguntungkan bagi kedua daerah khususnya di sektor ekonomi.
"Sebagaimana arahan bapak Presiden agar daerah memperkuat kerja sama antardaerah untuk mengurangi disparitas pasokan dan harga pangan antarwilayah. Jika Gorontalo defisit pangan, maka membutuhkan pasokan dari Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan. Begitu juga sebaliknya," kata Hamka.
Laporan BPS Provinsi Gorontalo menyebut laju inflasi Gorontalo pada Oktober 2022 sebesar 0,01 persen, dengan laju inflasi tahunan sebesar 5,08 persen dan inflasi tahun kalender 4,50 persen.
Komoditas penyumbang inflasi di Gorontalo setiap tahun yakni cabai, bawang merah, tomat, kelompok ikan segar dan daging ayam ras.
"Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan pasokan komoditas itu lebih terpantau dan berkelanjutan sehingga laju inflasi bisa kita tekan bersama," tambahnya.