Gorontalo (ANTARA) - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal (Ditjen) Pemasyarakatan Gorontalo menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan pembinaan terhadap narapidana atau warga binaan pemasyarakatan, khususnya dalam aspek kemandirian dan kepribadian.
"Pastinya untuk Gorontalo ini kami akan terus meningkatkan pembinaan kemandirian dan keperibadian. Agar para warga binaan ini setelah bebas nanti bisa punya kemampuan kerja, dan punya bekal mental yang kuat untuk kembali ke masyarakat," ucap Kepala Kanwil Ditjen Pemasyarakatan Gorontalo Bambang Haryanto usai peringatan Hari Bakti Pemasyarakatan di Kabupaten Gorontalo, Senin.
Ia mengatakan bahwa sejauh ini sinergi antara Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan yang ada di Provinsi Gorontalo bersama berbagai pihak telah berjalan baik, salah satu contohnya yaitu Lapas Kelas IIA Gorontalo.
"Lapas Kelas IIA Gorontalo ini kami bekerja sama dengan Kementerian Agama dan beberapa akademisi untuk kegiatan kepribadian berupa pelatihan baca tulis Al Quran dan tata cara beribadah yang baik menurut agama masing-masing dan itu dilaksanakan secara berkelanjutan dengan pengawasan dari instruktur dari luar, dari para ustadz atau pembina yang ada di Kementerian Agama," ucap Bambang.
Bambang juga mengatakan bahwa budaya religius di Provinsi Gorontalo turut berpengaruh positif terhadap kondisi di dalam lapas.
"Di Gorontalo ini memang budaya religinya ini juga melekat di dalam lapas. Saya melihat sejauh ini tidak ada persoalan, tidak ada masalah, warga binaan kami semuanya baik-baik dan semuanya tertib disiplin mengikuti kegiatan semua yang diberikan oleh para pembina yang ada di dalam lapas," ucap Bambang.
Bambang mengatakan ketertiban dan kedisiplinan warga binaan di Gorontalo cukup terjaga berkat budaya positif yang telah terbentuk di lingkungan masyarakat.
"Persoalan warga binaan kami ini relatif kecil lah, tidak terlalu menonjol dan alhamdulillah, karena mungkin memang budaya di masyarakat Gorontalo ini terbawa sampai ke dalam," ucap Bambang.
Bambang mengatakan dalam momentum Hari Bakti Pemasyarakatan Ke-61, ia mengajak seluruh jajaran pemasyarakatan untuk membangun pemahaman baru dalam perlakuan terhadap warga binaan.
"Jadikan momentum Hari Bakti Pemasyarakatan Ke-61 ini, karena sudah cukup tua ya pemasyarakatan ini lahir, agar teman-teman jajaran pemasyarakatan membangun persepsi bahwa konsepnya sekarang adalah pemasyarakatan, bukan kepenjaraan lagi. Perlakukan warga binaan sebagaimana manusia dan harus dimanusiakan," ucap Bambang.