Gorontalo (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo mulai menerapkan lima hari sekolah untuk jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat.
"Saya menanyakan kesiapan para Kepala Sekolah untuk penerapan sekolah lima hari ini. Insya Allah, Senin kita mulai terapkan," kata Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya, di Gorontalo Minggu.
Ia menanyakan kesiapan seluruh kepala sekolah terkait penerapan tersebut. "Saya sudah tanyakan langsung kepada 137 kepala sekolah SMA/SMK/Sekolah Luar Biasa (SLB) negeri maupun swasta, apakah ada yang tidak siap untuk melaksanakan lima hari belajar? Karena tidak ada jawaban, berarti saya anggap semuanya siap untuk melaksanakan lima hari kerja dan lima hari belajar untuk siswa," kata Ismail.
Secara teknis penerapan hari kerja lima hari bagi para guru juga sudah diantisipasi oleh pihak Badan Kepegawaian Daerah (BKD).
Sistem Pengukuran Kinerja (Siransija) sudah disesuaikan dengan rencana itu. "Karena semua setuju, artinya semua sekolah saya anggap sudah siap menerapkan sistem lima hari ini," katanya.
Untuk perubahan absensi para guru, pihak BKD juga sudah menyatakan kesiapan sistem. "Sistemnya sudah siap. Berarti hari Senin, kita akan mulai tahun ajaran baru dengan lima hari kerja," katanya.
Penerapan lima hari sekolah sesuai dengan arahan dari Presiden Joko Widodo melalui implementasi Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017.
Seluruh Provinsi di Indonesia sudah menerapkan ini, kecuali Provinsi Gorontalo.
Kepala sekolah SMA dan sederajat di Provinsi Gorontalo bersyukur dengan rencana Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya menerapkan lima hari sekolah. Hal itu disampaikan pada rapat virtual bersama di aula Rumah Dinas Gubernur.
"Kami sudah lama menyiapkan program ini. Kami sudah siap sepenuhnya, karena sebelumnya kami telah mensosialisasikan ini kepada orang tua murid dan semua setuju sebab orang tua juga perlu waktu dengan anak anak pada hari Sabtu dan Minggu," kata Kepsek SMA Negeri 1 Kota Gorontalo, Ani Polapa.
Bagi para kepala sekolah dan guru, kebijakan lima hari sekolah membuat mereka lebih fokus mengajar. Meski jam pelajaran bertambah namun waktu kerja yang dipangkas sehari membuat para guru punya banyak waktu lebih dengan keluarga.
"Untuk sarana prasarana sendiri di SMA Negeri 1 Kota Gorontalo, kami ada kantin yang dibuka selama jam sekolah juga ada Mushalla untuk anak-anak melaksanakan shalat. Jadi kesiapan nya memang sudah lama kami laksanakan," katanya.