Gorontalo (ANTARA) - Penjabat Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya menyebut penerapan sekolah lima hari bagi SMA sederajat di Gorontalo akan lebih mendekatkan interaksi para guru dan murid di sekolah.
"Interaksi selama lebih kurang delapan jam harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh guru untuk meningkatkan perhatian dan kedekatan dengan murid," ucap Ismail pada peluncuran penerapan sekolah lima hari bagi SMA sederajat, di SMA Negeri 7 Kota Gorontalo, Senin.
Ismail mengatakan didikan, perhatian, dan pendekatan guru sangat dibutuhkan selama proses belajar mengajar di sekolah.
Menurut dia, tidak ada siswa yang nakal maupun bodoh. Semua tergantung guru untuk mengarahkan dan mengeluarkan potensi terbaik anak didiknya.
"Kenapa sekolah swasta dianggap lebih baik dari sekolah negeri? Padahal (kualitas) guru-gurunya sama dan kurikulumnya juga sama?. Karena bentuk perhatiannya saja yang berbeda," kata Ismail.
Menurut dia, banyak bukti yang menunjukkan bagaimana status sekolah bukan jaminan lulusannya bisa sukses. Ismail menilai status sekolah unggulan hanyalah citra yang terbentuk oleh alumni dan saat ini kualitas guru serta fasilitas sekolah semuanya sudah relatif sama.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo Budiyanto Sidiki juga meluncurkan penerapan sekolah lima hari di SMA Negeri 5 Kota Gorontalo pada tahun ajaran baru 2023/2024, Senin.
"Belajar lima hari telah menjadi kesepakatan bersama antara Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan seluruh jajaran kepala sekolah SMA/SMK/SLB yang di bawah kewenangan provinsi," ucap Budiyanto.
Masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS), menurut dia, merupakan tahapan awal yang sangat penting dalam proses perjalanan pendidikan menengah atas.
"Dalam MPLS banyak hal yang akan ditemukan mulai dari lingkungan baru, teman-teman baru, serta adanya peraturan-peraturan baru yang harus dipatuhi," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gubernur Gorontalo: Sekolah lima hari lebih dekatkan guru dan murid