Gorontalo (ANTARA) - Keluarga korban bersama Koalisi Anti Kekerasan Gorontalo mendesak Kapolres Bone Bolango, Provinsi Gorontalo untuk segera menuntaskan penanganan kasus dugaan kekerasan terhadap seorang mahasiswa berinisial HS, yang diduga meninggal dunia saat mengikuti pengaderan.
Koordinator Koalisi Anti Kekerasan Hidayat Musa di Gorontalo, Kamis mengatakan bahwa terhitung 100 hari pasca peristiwa meninggalnya keluarga mereka saat mengikuti pengaderan mahasiswa baru kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, keluarga korban belum juga mendapatkan keadilan yang berarti.
"Hari ini sudah hari yang ke 100, olehnya itu kami bersama keluarga korban mendesak Kapolres untuk memberi perhatian untuk kasus ini," kata Hidayat Musa.
Ia mengatakan ada tiga poin penting yang menjadi desakan pihak keluarga meminta Kapolres Bone Bolango segera mengumumkan kepada publik nama-nama tersangka dalam kasus tersebut melalui konferensi pers sesuai yang sebelumnya telah dijanjikan Kapolres.
Pada poin ke dua kata dia pihaknya meminta Kapolres Bone Bolango segera mengambil tindakan paksa kepada para tersangka, yang telah ditetapkan sesuai dengan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP), dengan nomor B/72/XI/Res.1.24.2023/Sat-Reskrim.
Sementara itu pada poin terakhir kata dia, pihak keluarga korban meminta Kapolres Bone Bolango harus transparan dan tidak terpengaruh dengan tekanan lain yang berupaya menghambat pencarian keadilan keluarga korban.
"Kami mendesak Kapolres Bone Bolango memberi atensi dan terbuka dalam penanganan kasus ini sesuai yang dijanjikan sehingga pihak keluarga juga tidak terkatung-katung dalam harapan palsu keadilan," imbuhnya.***
Keluarga desak Polisi tuntaskan kasus kematian mahasiswa di Gorontalo
Kamis, 11 Januari 2024 9:57 WIB