Polres Bone Bolango cegah tindak kekerasan di lingkungan pelajar

Kabupaten Bone Bolango (ANTARA) - Personel Kepolisian yang tergabung dalam Operasi Bina Kusuma Otanaha Polres Bone Bolango, Provinsi Gorontalo menggelar sosialisasi pencegahan tindak kekerasan hingga kenakalan remaja di lingkungan pelajar.

Kapolres Bone Bolango Akbp Muhammad Alli di Gorontalo, Selasa mengatakan kegiatan itu bertujuan memberikan pemahaman kepada siswa maupun siswi, tentang begitu pentingnya menjaga moral dan kedisiplinan, saat berada di lingkungan sekolah hingga masyarakat.

"Pada kegiatan ini, kami terjun langsung ke sekolah-sekolah dan fokus dalam upaya pencegahan kenakalan remaja di lingkungan pelajar," kata Kapolres.

Adapun dalam Operasi Bina Kusuma Otanaha Polres Bone Bolango itu kata Kapolres, personel menjelaskan kepada pelajar tentang risiko-risiko yang berhubungan dengan perilaku negatif, termasuk peredaran dan penyalahgunaan minuman beralkohol hingga narkoba, aksi tawuran maupun perilaku asusila.

Melalui interaksi secara langsung yang bersifat positif dan mendidik itu kata Kapolres, pihaknya berharap mampu mendorong kesadaran dan tanggung jawab siswa/siswi dalam menjaga perilaku yang baik, di manapun mereka berada.

"Ini juga merupakan komitmen kami dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan kondusif bagi para pelajar," kata Kapolres.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bone Bolango Andriean Andjar mengatakan bahwa kegiatan tersebut sangat penting dan relevan.

Karena hal tersebut kata dia juga menjadi bagian dari upaya Pemerintah Kabupaten Bone Bolango dalam mencegah dan menanggulangi tindak kekerasan di satuan pendidikan.

Ia mengatakan, secara resmi pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) juga telah mengeluarkan Permendikbud Ristek Nomor 46, tahun 2023 terkait hal tersebut.

"Dinas Dikbud Bone Bolango juga telah membentuk Satgas terkait pencegahan tindak kekerasan di lingkungan satuan pendidikan," kata Kadis Dikbud.

Satgas itu nantinya akan menangani dan menyelesaikan kejadian dugaan tindak kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah, maupun di luar jam atau hari sekolah, dengan cara yang berbeda beda, hingga melakukan konfirmasi kepada pihak yang terlibat, atau bahkan melibatkan aparat penegak hukum.