London (ANTARA GORONTALO) - Indonesia yang diwakili Sanggar Seni Budaya
Gantari Gita Khatulistiwa (GGK) menorehkan prestasi membanggakan meraih
penghargaan Cultural Minister Award pada The 11th Sabah International
Folklore Festival (SIFF) di Sabah Cultural Center, Kota Kinabalu, Sabah,
Malaysia.
Pada ajang kompetisi folklore paling bergengsi di dunia akhir pekan lalu, Gantari Gita Khatulistiwa juga meraih The Best Music Arrangement Award, demikian Chief of Operational and External Relation Gantari Gita Khatulistiwa, Gilang Lestari kepada Antara, Senin.
Hadir pada malam puncak kompetisi folklore tersebut, Raja
Negara Bagian Sabah Tun Datuk Seri Panglima Dr. Haji Juhar Nim Datuk
Haji Mahiruddin dan Menteri Pariwisata, Budaya dan Lingkungan Hidup
Sabah, Datuk Seri Panglima Masidi Manjun serta Chairman Sabah Cultural Board Tan
Sri Datuk Seri Panglima Wences Angang yang menyerahkan hadiah berupa
tropi, plakat dan sertifikat kepada pemenang utama, serta perwakilan
dari Konjen RI di Kota Kinabalu.
Festival diadakan untuk ke-11 kalinya ini diikuti grup terbaik dari
11 negara, yaitu Korea Selatan, Sri Lanka, Rusia, Malaysia, Australia,
India, Filipina, Estonia, Thailand, Irlandia dan Indonesia.
Pada kompetisi ini, GGK mengirimkan dua grup tari 15 dan tujuh
penari yang menampilkan dua tari garapan koreografer Donny Yoshinda dan
Cheelvy, yang berhasil memukau dewan juri utama berjumlah tiga orang dan
dewan juri perwakilan negara peserta 11 orang.
Karya garapan yang dipentaskan GGK tersebut yaitu Tari Baine Toraya
dari Toraja, Sulawesi Selatan dan Tari Tua Basamo dari Minang, Sumatera
Barat dengan music directors Mehdy Marsidiast, Dede Supriatna dan Abdul Aziz.
Pada kompetisi Gantari Gita Khatulistiwa juga meraih The Best Music Arrangement Award. Irlandia yang diwakili The Gaelic Girl Irish Dancing Troupe tahun ini meraih Prime Award (juara pertama), sedangkan Chief Minister Award, juara kedua diraih Grup Sam Le Yaw Filipina.
Penghargaan lain yang diberikan adalah Jury Award yang diraih Grup Anak Seni Asia Malaysia, Best Performance Award diraih DUkeebil Sakha Yakutia Rusia dan Highest Online Presence Award yang
diraih Grup Sam Le Yaw Filipina. Selaku anggota dewan juri perwakilan
Negara peserta dari Indonesia adalah Kismawan, S.Pd., koreografer dan
juga guru tari.
Sementara itu Koordinator Tim Gantari Gita Khatulistiwa untuk SIFF
2016, Cantika Reviera menyampaikan seluruh tim mempersiapkan diri
untuk mengikuti kompetisi selama tiga bulan sejak April lalu.
"Kerja keras kami semua Alhamdulillah terbayar dengan meraih prestasi
ini berkat dukungan yang diperoleh dari tim pelatih, artistik, orang tua
dan keluarga, pihak sponsor dan berbagai pihak yang memberikan support
kepada kami," ujar Cantika.
Leo Mokodompit selaku Chairperson Gantari Gita Khatulistiwa mengatakan dari pengalaman mengikuti festival folklore internasional
di berbagai Negara, SIFF adalah salah satu festival yang sangat
bergengsi, serta diikuti grup terbaik di negaranya masing-masing.
"Kami mengucap syukur atas pencapaian ini, semoga GGK bisa terus
menampilkan seni tari dan musik tradisi Indonesia, baik di dalam maupun
di luar negeri, dan menyebarkan virus cinta budaya Indonesia di
kalangan generasi muda untuk dilestarikan. Kami juga menghaturkan
ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Konjen RI Akhmad DH.
Irfan, dan keluarga besar KJRI Kota Kinabalu serta masyarakat Indonesia
di Kota Kinabalu yang memberikan dukungan," ujar Leo Mokodompit.
Indonesia raih penghargaan ajang folklore bergengsi
Senin, 1 Agustus 2016 7:50 WIB