Pengamat politik dan juga Doktor Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI), Ujang Komarudin, menyebut penting bagi Presiden Prabowo Subianto untuk menjaga keseimbangan komunikasi ke semua negara di dunia, seperti China dan Amerika Serikat (AS).
Ia membeberkan, dua negara adidaya itu memiliki kepentingan masing-masing saat berhubungan dengan Indonesia, sehingga penting bagi Presiden untuk tetap membangun hubungan yang baik demi kepentingan negara ke depan.
"Jadi ya Indonesia harus mampu menjembatani atau berada di tengah dan baik dengan semua negara termasuk ke dua negara itu," kata Ujang kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Lebih lanjut dia membeberkan, jika Indonesia mampu menjaga keseimbangan komunikasi, maka akan berdampak baik untuk banyak kepentingan mendatang.
"Sebab, kalau seimbang komunikasinya, kalau setara hubungannya, maka bisa menjaga stabilitas hubungan bilateral dengan kedua negara tersebut," ujar pria yang juga akademisi di Universitas Al Azhar Indonesia itu.
Ujang menambahkan, dalam konteks pergaulan internasional, lawatan Presiden ke sejumlah negara juga menjadi momentum untuk mengampanyekan berbagai isu, mulai dari energi, pangan, lingkungan, kemerdekaan Palestina, dan lainnya.
"Ya itu untuk semua konteks, baik pergaulan internasional, diplomasi, ya harus berdasarkan keseimbangan atau berdasarkan equilibrium," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) tersebut.
Sementara itu, sejak Jumat (8/11), Presiden Prabowo Subianto telah bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, sebagai rangkaian dari lawatannya ke luar negeri.
Presiden juga direncanakan untuk menghadiri KTT APEC di Peru dan KTT G20 di Brazil, serta mengunjungi kawasan Timur Tengah.
Dalam kunjungan kerja ke luar negeri, Presiden juga membawa sejumlah menteri dan pejabat tinggi, seperti Menteri Luar Negeri Sugiono dan Sekretaris Kabinet Mayor TNI Teddy Indra Wijaya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Prabowo ke China-AS, pengamat sebut pentingnya keseimbangan komunikasi