Jakarta (ANTARA) - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI mendorong transformasi digital dalam pengelolaan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) di seluruh Indonesia sebagai upaya meningkatkan efisiensi, transparansi, dan jangkauan layanan zakat kepada masyarakat.
"Dengan sistem digital yang terintegrasi, kita dapat memantau seluruh proses pengelolaan zakat secara real-time (seketika) dan memastikan bahwa zakat tersalurkan kepada yang berhak," kata Pimpinan Baznas RI Bidang Transformasi Digital Nasional Nadratuzzaman Hosen melalui keterangan di Jakarta, Kamis.
Ia menekankan digitalisasi menjadi kunci dalam modernisasi pengelolaan zakat, di mana digitalisasi tidak hanya terbatas pada sistem informasi manajemen, tetapi juga mencakup seluruh aspek pengelolaan zakat, mulai dari pengumpulan, pencatatan, hingga penyaluran.
Ia menilai digitalisasi fondasi menyelenggarakan pengelolaan zakat ke tingkat berikutnya.
Dengan teknologi, katanya, tidak hanya mempermudah proses pengumpulan dan penyaluran zakat, tetapi juga mampu menjangkau masyarakat yang lebih luas.
"Digitalisasi adalah kunci untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan zakat," ujarnya.
Nadra juga menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dalam mengelola ZIS.
Dia menjelaskan aplikasi Simba (Sistem Manajemen Informasi Baznas) dirancang untuk mengintegrasikan seluruh proses pengelolaan ZIS, mulai dari pengumpulan, pencatatan, hingga penyaluran.
"Dengan Simba, kita dapat memantau secara real-time pengelolaan ZIS dan memastikan bahwa dana zakat disalurkan kepada yang berhak secara tepat dan transparan," ujarnya.
Ia berharap, dengan semakin optimal digitalisasi pengelolaan zakat maka semakin banyak masyarakat yang terbantu dan merasakan manfaat zakat.
"Zakat tidak hanya sekadar kewajiban agama, tetapi juga merupakan instrumen yang sangat efektif untuk mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ucap Nadratuzzaman Hosen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Baznas perkuat transformasi digital agar tata kelola ZIS lebih optimal