Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan bahwa proses merger atau penggabungan Garuda Indonesia dan Pelita masih dalam tahap kajian dan belum ditentukan targetnya.
"Masih kajian, saya nggak tahu," ujar Erick di Jakarta, Kamis.
Erick menyampaikan, penggabungan dua perusahaan maskapai ini memang akan dilaksanakan. Sebab, keduanya memiliki target bisnis yang berbeda.
Garuda Indonesia akan menjadi perusahaan maskapai premium, sedangkan Pelita Air berada di segmen premium ekonomi. Sementara Citilink akan menyasar pasar ekonomi.
"Nah ini memang integrasi ini harus terjadi dan memang kan jumlah pesawat kita nggak cukup," katanya.
Sebagaimana diketahui, Garuda Indonesia dan Citilink telah berada dalam satu grup. Sementara Pelita Air Service masih berada di bawah naungan PT Pertamina (Persero).
Sebelumnya, Erick menyebutkan bahwa rencana penggabungan atau merger maskapai penerbangan Garuda Indonesia dan Pelita Air telah masuk dalam peta jalan (road map) enam bulan ke depan.
Erick dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (2/1) mengatakan bahwa pihaknya sudah mengumpulkan Direktur Utama PT Garuda Indonesia dan PT Pelita Air, termasuk Direktur Utama Citilink sebagai anak usaha Garuda Indonesia, guna membahas peta jalan enam bulan ke depan.
Lebih lanjut, Erick menuturkan bahwa nantinya penggabungan dua perusahaan maskapai penerbangan milik BUMN tersebut akan dipisahkan baik dari sisi pengelola bandara dan penerbangannya.
Diharapkan penggabungan maskapai tersebut dapat rampung pada tahun ini. Hal itu juga merupakan bagian dari solusi efisiensi penerbangan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Erick Thohir sebut merger Garuda dan Pelita masih dikaji