London (ANTARA GORONTALO) - Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, membahas masalah kewarganegaraan ganda dalam pertemuan dengan diaspora dan masyarakat Indonesia di Wisma Duta Kedutaan Besar Indonesia di Bern, Swiss.
Pertemuan yang diikuti 50 undangan perwakilan ormas yang ada di Swiss
berlangsung sangat serius dan menarik, demikian Perwakilan Jaringan
Kebaikan Indonesia divisi luar negeri, Eva Reinhard kepada Antara
London, Kamis
Duta Besar Indonesia untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein, Linggawati Hakim, hadir dalam diskusi itu.
Laoly ada di Jenewa untuk menghadiri General Assembly yang ke-56 World Intellectual Property Organization (WIPO).
Laoly menyampaikan situasi perkembangan di dalam negeri dari berbagai
sektoral yang sudah mulai menuju ke arah lebih bagus, selain beberapa
reformasi yang perlu dilakukan di berbagai bidang, antara lain reformasi
penegakan hukum/peradilan, budaya taat hukum dan reformasi hukum.
Kewarganegaraan ganda menjadi tema diskusi yang sangat menarik dalam
pertemuan tersebut setelah Laoly memberikan kesempatan kepada
masyarakat Indonesia yang ada di luarnegeri dan juga diaspora mengajukan
pertanyaan.
Berangkat dari kasus mantan menteri ESDM, Archandra Tahar dan
Gloria Natapradja Hammel. Juga pernikahan dari pasangan perkawinan
campuran berakhir di tengah jalan, anak yang menjadi korban, yang
berakibat sangat buruk kepada orang Indonesia.
Ini karena tidak ada perjanjian bilateral antara Indonesia dengan
negara-negara lain yang memberikan perlindungan penuh kepada pemegang
paspor Indonesia dalam kancah hukum internasional
Menteri Hukum dan HAM bahas kewarganegaraan ganda di Swiss
Kamis, 6 Oktober 2016 10:33 WIB