Gorontalo (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, Dedi Dunggio mengatakan peningkatan infrastruktur adalah salah satu bentuk mitigasi bencana.
Dedi di Gorontalo, Sabtu mengatakan pemerintah daerah harus melakukan pengelolaan kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem yang acapkali menimbulkan bencana banjir di daerah tersebut.
Olehnya penguatan infrastruktur harus dapat dilakukan berkelanjutan dan menjadi skala prioritas, sebab hal itu sangat mendukung mitigasi bencana terutama di daerah rawan banjir.
Banjir yang langganan melanda beberapa wilayah tersebut memberi tanda bahwa evaluasi infrastruktur harus segera dilakukan.
Perbaikan tanggul, sistem drainase, termasuk edukasi masyarakat untuk menjaga lingkungan perlu dikelola dengan tepat setiap tahun secara berkala.
"Jika ini dikelola dengan tepat, pasti dapat mengurangi risiko bencana alam akibat cuaca ekstrem," katanya.
Banjir dan longsor terjadi saat musim penghujan tiba. Maka pemerintah daerah harus mengupayakan perbaikan infrastruktur yang tidak bisa ditunda sebagai bentuk mitigasi bencana sedini mungkin.
"Kita harus memastikan bahwa infrastruktur sudah memadai untuk menahan potensi bencana. Seperti tanggul jebol di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bubode di Kecamatan Tomilito. Ini perlu mendapat perhatian pemerintah daerah dalam upaya mitigasi bencana," kata Dedi pula.
Ia berharap pemerintah daerah fokus memetakan risiko bencana secara komprehensif, disamping meningkatkan kewaspadaan di tengah kondisi cuaca ekstrem.
Penjabat Bupati Gorontalo Utara Sila Botutihe mengatakan upaya memperjuangkan perbaikan tanggul DAS Bubode terus dilakukan.
"Koordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat, saya lakukan secara langsung mengingat kita tidak memiliki anggaran yang cukup untuk memperbaiki tanggul jebol. Saya berharap kita mendapat bantuan secepatnya, mengingat penanganan tersebut menjadi sangat prioritas," katanya.
Pemerintah daerah merilis kata Sila, pada Senin (27/1) terjadi banjir di daerah itu yang merendam dua kecamatan yaitu Kecamatan Tomilito dan Gentuma.
Sebanyak lima desa terdampak banjir di Kecamatan Tomilito yaitu Desa Milango, Desa Leyao, Desa Bubode, Desa Dambalo dan Desa Tanjung Karang.
Sementara di Kecamatan Gentuma, merendam empat desa yaitu Desa Molonggota, Desa Motomingo, Desa Ipilo dan Desa Ilomata.
Tidak ada korban jiwa pada musibah tersebut, sebanyak 862 kepala keluarga (KK) pun telah menerima bantuan makanan siap saji, selimut, sandang dan layanan dapur umum.***