Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, membahas kelangkaan pupuk dan gas elpiji tiga kilo gram yang terjadi sejak bulan Oktober 2016 di daerah itu.
Rapat dalam rangka menjaga stabilitas keamanan daerah khususnya jelang perayaan Natal dan pergantian tahun tersebut, dipimpin Wakil Bupati Roni Imran, Minggu di Gorontalo mengatakan, dua hal penting itu perlu dibahas agar tidak menimbulkan gejolak dan keresahan di tingkat masyarakat.
"Ratusan pesan singkat bahkan gelombang kunjungan kelompok tani mendatangi pemerintah daerah menanyakan kelangkaan pupuk dan gas elpiji bersubsidi di daerah ini, maka forum ini perlu membahasnya mengingat juga dihadiri para camat serta instansi teknis terkait di daerah ini," ujar Wakil Bupati.
Menurut ia, hasil penelusuran tim pemerintah daerah di lapangan menemukan, kelangkaan pupuk terjadi akibat adanya salah komunikasi antara kelompok tani dengan instansi teknis penanggung jawab.
Ia mencontohkan, kebutuhan kelompok tani di Kecamatan Tomilito mencapai 1.200 ton/tahun, namun permintaan yang diajukan hanya 900-1.000 ton/tahun.
"Maka perbedaan kebutuhan dengan jumlah kebutuhan yang diajukan ini, menyebabkan kekurangan dan keterlambatan pasokan pupuk di daerah ini," ujarnya.
Oleh karena itu kata Wakil Bupati, pemkab akan mulai mendorong produksi pupuk organik oleh kelompok-kelompok tani dan kelompok ternak, agar petani tidak bergantung pada pupuk non organik saja. Sehingga jika terjadi kelangkaan atau kekurangan pasokan, maka bisa diatasi dengan langkah strategis lainnya.
Terkait kelangkaan gas elpiji tiga kilo gram kata Wakil Bupati, pemerintah daerah terus mengkoordinasikannya dengan pemerintah provinsi dan pihak PT.Pertamina.
Namun pemerintah daerah pun akan mencoba menyuarakan terkait pengawasan dan keseragaman harga gas elpiji bersubsidi di seluruh daerah, khususnya di daerah-daerah tetangga.
Ia mencontohkan, ada perbedaan harga yang cukup signifikan antara gas elpiji tiga kilo gram di wilayah barat kabupaten ini seperti di Kecamatan Tolinggula dengan wilayah tetangga di Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah.
Di Tolinggula, harga gas elpiji tersebut di kisaran Rp18 ribu-Rp22 ribu, namun di Buol terinformasi mencapai Rp25 ribu-Rp33 ribu/tabung. Perbedaan harga yang cukup jauh tersebut, memicu distribusi gas yang lebih banyak ke BUol.
"Namun ini masih dugaan atas informasi yang diterima, sehingga pemerintah daerah akan menurunkan tim untuk menelusurinya lebih dalam sambil memprioritaskan koordinasi dengan pihak-pihak terkait agar kelangkaan bahan bakar tersebut tidak terus terjadi," ujar Wakil Bupati.
Rapat Forkopimda tersebut dihadiri pihak Polres Gorontalo, Komandan LANAL Gorontalo, Komandan Satradar 22 Kwandang, Komandan Brigif 22 OTA MANASA, jajaran Koramil dan Polsek di kabupaten tersebut serta unsur intelijen daerah (Kominda).
Forkopimda Bahas Kelangkaan Pupuk Dan Gas Elpiji
Minggu, 11 Desember 2016 20:32 WIB