Gorontalo (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo sedang melatih kader malaria untuk mengatasi wabah yang sedang terjadi di Kabupaten Boalemo dan Pohuwato.
"Kita melaksanakan Pelatihan Kader Malaria Migrant Mobile Population (MMP) selama enam hari, mulai dari tanggal 13 hingga 18 Mei 2025," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Jeane Istanti Dalie di Gorontalo, Rabu.
Ia mengatakan pelatihan tersebut sepenuhnya dibiayai dari Dana Global Fund Komponen Malaria Tahun Anggaran 2025.
Pelatihan diselenggarakan sebagai respons terhadap tingginya kasus malaria yang menjadi perhatian serius di Provinsi Gorontalo, terutama di Pohuwato dan Boalemo yang saat ini tengah dilanda wabah penyakit tersebut.
Jeane mengatakan malaria tidak hanya mengancam kesehatan individu, tetapi juga berdampak signifikan pada produktivitas dan kesejahteraan masyarakat secara luas.
Data terkini menunjukkan bahwa hingga saat ini, Provinsi Gorontalo telah mencatat sebanyak 687 kasus malaria. Kabupaten Pohuwato menjadi penyumbang kasus tertinggi dengan 264 kasus, disusul Boalemo dengan 243 kasus.
"Fenomena pembukaan dan perluasan tambang emas ilegal di dua kabupaten tersebut disinyalir menjadi salah satu faktor utama peningkatan kasus malaria, di mana sebagian besar penderita berasal dari kalangan penambang emas," kata Jeane.
Kondisi ini mendorong Kementerian Kesehatan untuk menyelenggarakan pelatihan dengan harapan besar agar kader malaria yang terlatih dapat berperan aktif dalam upaya penurunan kasus malaria di wilayah Pohuwato dan Boalemo.
Jeane menekankan betapa vital nya peran kader kesehatan dalam konteks penanggulangan malaria.
Menurutnya kader merupakan garda terdepan dalam melakukan deteksi dini, memberikan edukasi kepada masyarakat, serta menjadi penghubung penting antara layanan kesehatan dan warga.
Oleh karena itu, pelatihan ini dianggap krusial untuk membekali para kader dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam menangani dan mencegah penyebaran malaria.
"Saya berharap para peserta dapat mengikuti pelatihan ini dengan sungguh-sungguh, aktif berdiskusi, serta mampu menerapkan ilmu yang diperoleh di lapangan nantinya. Dengan kerja sama yang solid antara pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat, kita optimis bahwa eliminasi malaria dapat kita capai," kata Jeane.
Pelatihan diikuti oleh 52 peserta yang terdiri dari 30 kader dari Pohuwato, 20 kader dari Boalemo, serta masing-masing satu orang pendamping dari Dinas Kesehatan di kedua kabupaten tersebut.
Diharapkan, setelah mengikuti pelatihan intensif selama enam hari, para kader malaria MMP ini akan menjadi ujung tombak yang efektif dalam menekan angka kasus malaria di wilayah masing-masing.