Gorontalo (ANTARA) - Di usia akademiknya yang masih terbilang muda, Nur Afriyanti Nani, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Sastra dan Budaya (FSB), sukses menorehkan prestasi membanggakan dengan tampil sebagai pemakalah dalam ajang bergengsi Kongres Internasional Masyarakat Linguistik Indonesia (KIMLI) 2025.
Forum ilmiah yang digelar secara hybrid pada 16–18 Juli 2025 oleh MLI Pusat bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia ini menjadi perayaan emas 50 tahun Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI). Forum ilmiah berskala internasional ini diikuti oleh akademisi dan peneliti dari berbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri, dengan mengusung tema besar “Linguistik Indonesia: Dulu, Kini, dan Nanti.
Dalam kongres tersebut, Nur Afriyanti tampil secara daring membawakan makalah berjudul “Affixation in Adjective Formation: Insights from English, Indonesia, and Gorontalo”, hasil kolaborasi ilmiah bersama dosennya, Dr. Hanisah Hanafi, M.Pd.
Dalam makalahnya Ia mengkaji secara komparatif proses Afiksasi dalam pembentukan kata sifat (adjektiva) pada tiga bahasa Inggris, Indonesia, dan Gorontalo, dengan fokus utama pada jenis afiksasi seperti prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks. Sesi presentasi juga diikuti dengan diskusi dan tanya-jawab interaktif bersama peserta dan panelis dari berbagai institusi.
“KIMLI 2025 merupakan konferensi ilmiah pertama yang saya ikuti, dan menjadi pijakan penting dalam pengembangan kapasitas akademik saya. Meskipun disampaikan secara daring, kesempatan ini memberikan pengalaman yang bermakna, karena membuka akses jejaring ilmiah yang lebih luas,” ujar Afriyanti dengan antusias.
Tak sekadar menjadi forum presentasi, keterlibatannya juga membuka peluang bertukar pikiran dengan peneliti dari dalam dan luar negeri, memperkuat semangatnya untuk terus melakukan kajian morfologi linguistik dan pelestarian bahasa lokal, khususnya bahasa Gorontalo.