Kabupaten Boalemo (ANTARA) - Dinas Kominfo dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi Gorontalo bersama Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) setempat menggelar Literasi Digital dan Media sebagai sarana edukasi digital bagi generasi muda.
Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik (PIKP) Zakiya Baserewan menjelaskan, program yang digelar di SMA Negeri 1 Tilamuta, Kabupaten Boalemo, Selasa, itu merupakan hasil kolaborasi dengan KPID.
Program Remaja Cakap (Recak) Digital awalnya menyasar edukasi digital bagi remaja, namun saat ini diperluas dengan edukasi media penyiaran.
"Program Recak Digital mendapatkan atensi dari KPID yang ingin ikut bersama sama turun ke sekolah memberikan edukasi. Hari ini bersama sama kami turun ke sekolah untuk memberikan sosialisasi dan edukasi digital maupun tentang kebijakan media penyiaran," jelas Zakiya.
Komisioner KPID Bidang Pengelolaan Struktur dan Sistem Penyiaran (PS2P) Jitro Paputungan menjelaskan, tantangan dunia penyiaran Indonesia saat ini semakin besar. Sistem penyiaran semakin berkembang dengan berbagai macam media namun regulasi belum menjangkau hingga ke media sosial.
"Penyiaran itu adalah gambar, suara, grafis yang bisa didengar dan disaksikan secara audio visual. Oleh undang-undang, KPI diberikan kewenangan masih dibatasi ke penyiaran konvensional, belum masuk ke Tiktok, YouTube dan sebagainya," katanya.
Dengan pengawasan yang terbatas, ia berharap remaja memiliki literasi digital yang baik menyikapi konten siaran media sosial. Ia mencontohkan bagaimana aksi unjuk rasa anarkis baru baru ini sedikit banyak dipengaruhi oleh siaran langsung media sosial yang cenderung provokatif dan sulit dipertanggungjawabkan.
"Nah kalau di media penyiaran resmi itu bisa dipastikan tidak ada hoaks, berbeda dengan siaran langsung TikTok yang masih diragukan kebenarannya. Kenapa tidak ada hoaks? Karena mereka diawasi oleh KPI, kalau mereka melanggar pasti akan diberikan sanksi," ujar dia.
Selain materi tentang media penyiaran, Recak Digital juga mengedukasi tentang cara menyuarakan pendapat di media sosial serta cara mengenali dan menangkal hoaks. Selain SMAN 1 Tilamuta, kegiatan serupa akan dilaksanakan di SMAN 1 Marisa dan SMPN 1 Marisa.
