Gorontalo (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo menggandeng pihak swasta dalam melakukan penggemukan ternak sapi yang merupakan salah satu program unggulan daerah.
Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail dalam keterangan yang diterima di Gorontalo, Selasa (2/12), mengatakan Pemprov menggandeng enam pengusaha dan eksportir jagung untuk bekerja sama dalam hal pengembangan dan penggemukan sapi.
Penandatanganan kesepakatan kerja sama dilakukan di Surabaya, Jawa Timur, dengan pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang dan Produsen Jagung Indonesia (PEJAGINDO). Dari kerja sama itu ia mengatakan pemprov berharap dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas sapi di Gorontalo.
Menurut dia, ternak sapi merupakan komoditi yang dipandang punya prospek cerah sebab laris dikirim ke Pulau Kalimantan, Sumatera dan Jawa.
"Untuk memenuhi kebutuhan dalam dan luar daerah, maka perlu dikembangkan usaha pengembangan sapi potong. Usaha ini perlu didukung oleh pihak-pihak yang memiliki modal dan bisa berinvestasi dalam penggemukan ternak sapi potong di Provinsi Gorontalo," kata Gusnar.
Pengusaha jagung dipilih selain punya modal besar juga dapat memasok produknya untuk pakan utama ternak. Ia mengatakan berharap keduanya saling bersinergi dalam upaya pengembangan dan penggemukan sapi potong.
Data Dinas Pertanian menunjukkan potensi sapi Gorontalo cukup menjanjikan dengan populasi ditaksir mencapai 164.789 ekor dengan produksi daging sapi 2.198 ton.
Sementara itu, ia mengatakan konsumsi daging sapi Gorontalo hanya 1.657 ton yang artinya surplus 541 ton. Potensi itu bisa terus meningkat dengan kontribusi dari para pengusaha jagung.
“Jadi kalau biasanya bapak-bapak hanya menjual jagung Gorontalo ke luar pulau atau bahkan di ekspor ke mana-mana, maka dengan perjanjian kerja sama ini diharapkan bisa mengembangkan bidang usaha baru yaitu penggemukan sapi," katanya.
Ketua Umum PEJAGINDO Tani Harmoko yang turut hadir pada kesempatan tersebut mengatakan menyambut baik kerja sama yang dirintis. Dirinya menilai kerja sama itu akan berdampak besar bagi peternak dan masyarakat di sekitar gudang para pengusaha jagung di Gorontalo.
"Perlu diingat bahwa core business para pengusaha ini adalah perdagangan jagung. Bagaimana meningkatkan produksi jagung petani dan meningkatkan penjualan ke peternakan atau feedmil. Supaya tidak mengganggu aktivitas utama karyawan di produksi jagung, maka pengusaha bisa menggandeng peternak lokal untuk penggemukan sapi," katanya.
Pemprov berharap branding Gorontalo sebagai daerah jagung bisa semakin bertambah sebagai penghasil sapi potong terbaik di Indonesia, ujar dia. Hal itu tidak saja berkontribusi pada ketahanan pangan nasional tapi juga peningkatan ekonomi di daerah.
