Tokyo (ANTARA) - Jepang tengah mengembangkan sistem baru yang memanfaatkan teknologi drone dan kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi dan melacak beruang secara otomatis, menyusul meningkatnya kasus serangan hewan liar itu terhadap manusia.
Sistem yang dikembangkan oleh D-Academy Tohoku di Prefektur Akita itu mampu mendeteksi beruang dan membagikan lokasi keberadaan mereka ke pihak berwenang lewat ponsel.
Otoritas setempat disebut sangat tertarik dengan sistem baru tersebut, yang diharapkan bisa mulai digunakan tahun depan.
Sistem itu menggunakan drone berukuran panjang 98 cm, lebar 76 cm, dan tinggi 48 cm, yang dilengkapi dengan kamera penglihatan malam dan kamera inframerah untuk mendeteksi suhu.
Begitu laporan penampakan beruang diterima, drone akan diterbangkan untuk mengambil gambar yang akan dianalisis dengan perangkat lunak AI di komputer. Jika beruang ditemukan, pesawat tanpa awak itu akan beralih ke penerbangan otonom dan melacak hewan tersebut.
Dengan durasi terbang maksimal satu jam, drone akan menyerahkan tugas pengawasan ke pesawat lain jika daya baterainya menipis.
Data lokasi yang diperoleh melalui GPS dibagikan secara seketika kepada pemerintah, polisi, dan tim pemburu melalui aplikasi di ponsel.
D-Academy meningkatkan akurasi deteksi AI dengan mengumpulkan foto-foto beruang hitam dan cokelat dari kebun binatang di Kitaakita.
Hasilnya, sistem tersebut mampu mengidentifikasi hewan-hewan itu, bahkan ketika sebagian besar tubuh mereka tertutup, sesuatu yang sulit dilakukan dengan penglihatan manusia.
Kanako Ishii dari D-Academy mengatakan dengan sistem ini "sedikit orang bisa mencari beruang di area yang luas" dan deteksi dini akan memberikan lebih banyak pilihan daripada membunuh hewan itu.
"Kami berharap bisa menciptakan sebuah sistem yang meminimalkan pertemuan tak diinginkan antara manusia dan beruang serta mendukung pemisahan yang lebih baik di antara keduanya," kata dia.
Beberapa perusahaan lain juga telah mengembangkan sistem serupa. NTT Docomo Business ​bekerja sama dengan sebuah desa di Prefektur Fukushima untuk menemukan beruang secara visual dengan drone sejak Oktober. Fujitaka pada November mulai menawarkan drone pendeteksi beruang yang juga dilengkapi dengan AI.
Jumlah korban serangan beruang di Jepang tahun ini mencapai 196 orang hingga Oktober, rekor tertinggi untuk periode tujuh bulan dalam lima tahun terakhir, menurut Kementerian Lingkungan Jepang pada 17 November.
Sumber: Kyodo
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Serangan beruang meningkat, Jepang kembangkan pelacakan drone dan AI
