Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia Sergei Tolchenov menyampaikan bahwa kerja sama beasiswa antara Rusia dan Indonesia menunjukkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir, sehingga Indonesia mendapatkan peningkatan kuota beasiswa dari Pemerintah Rusia.
"Tahun lalu Indonesia mendapatkan kuota 250 beasiswa Pemerintah Rusia. Karena pemanfaatannya optimal, kuota tersebut kami tingkatkan menjadi 300 kuota tahun ini dan kami berharap dapat meningkat lagi jika seluruh kuota ini dimanfaatkan dengan baik," katanya melalui keterangan di Jakarta, Selasa.
Dubes Sergei menjelaskan beasiswa tersebut mencakup jenjang sarjana, magister, hingga doktor, dengan komposisi sekitar 200 mahasiswa sarjana, 80 magister, dan 20 doktoral. Hingga saat ini, jumlah pendaftar menunjukkan antusiasme tinggi, dengan ribuan calon mahasiswa Indonesia yang telah mendaftar.
Ia menyebutkan pihaknya juga menyediakan skema khusus melalui Russian State Atomic Energy Corporation (Rosatom) serta Russian Aluminium Company (RUSAL), namun pemanfaatan kuota pada bidang nuklir masih perlu disesuaikan dengan jumlah kuota yang diberikan.
Lebih lanjut, Wakil Kepala Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia Maria Khionaki menjelaskan bahwa Rusia menyediakan skema beasiswa khusus melalui Rosatom, perusahaan negara Rusia di bidang energi nuklir, serta RUSAL, perusahaan aluminium global asal Rusia.
Ia menambahkan bahwa pihak Rusia juga akan menyelenggarakan sosialisasi secara daring berupa presentasi langsung dari universitas di Rusia guna memberikan gambaran akademik yang lebih jelas kepada calon pendaftar.
"Beasiswa RUSAL menawarkan pembiayaan secara penuh dan akan dilaksanakan di Ural Federal University di Yekaterinburg. Kami juga menyiapkan berbagai materi informasi dan brosur agar mahasiswa Indonesia memahami keunggulan program ini," ucap Maria.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie menyambut baik komitmen Pemerintah Rusia dalam memperluas akses beasiswa bagi mahasiswa Indonesia.
Menurutnya, kerja sama ini sejalan dengan visi Presiden Republik Indonesia dalam memperkuat sumber daya manusia unggul.
"Kami sangat mengapresiasi dukungan beasiswa dari Pemerintah Rusia. Ini selaras dengan visi Presiden untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia," ujar dia.
Wamendiktisaintek menegaskan bahwa tantangan utama saat ini bukan pada minat semata, melainkan pada diseminasi informasi yang belum menjangkau seluruh calon mahasiswa potensial, terutama mahasiswa bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika atau STEM.
"Masalah utama yang kami hadapi adalah bottleneck informasi. Banyak mahasiswa yang belum mengetahui peluang ini, atau yang mendaftar justru bukan dari latar belakang STEM. Karena itu, kami akan memperkuat penyebaran informasi secara lebih terarah dan sistematis," tutur Stella Christie.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Raih tren positif, Indonesia dapatkan peningkatan kuota beasiswa Rusia
