Gorontalo, (Antaranews Gorontalo) - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2018 di Kabupaten Gorontalo Utara, merupakan Pilkada ke tiga di daerah terbungsu yang ada di Provinsi Gorontalo itu.
Kabupaten di wilayah pantai utara dengan garis pantai mencapai 317 kilometer itu, sejak dimekarkan pada tahun 2006, sempat melalui kepemimpinan dua Penjabat Bupati yaitu Hamdan Datunsolang dan Bonny Ointu.
Keduanya, berhasil mengantarkan kabupaten itu melalui Pilkada definitif pertama untuk periode 2008-2013 yang berhasil dimenangkan Bupati dan Wakil Bupati pertama pilihan rakyat yaitu Bupati Rusli Habibie dan Wakil Bupati Indra Yasin, diusung Partai Golkar.
Tahun 2011, Bupati Rusli mundur untuk mengikuti Pemilihan Umum Gubernur (Pilgub) Provinsi Gorontalo, periode 2012-2017. Saat itu, Indra Yasin langsung menjabat Bupati menggantikan Rusli Habibie.
Posisi Indra Yasin digantikan Wakil Bupati pengganti antar-waktu (PAW) Thomas Mopili, yang sebelumnya menjabat Ketua DPRD dari Partai Golkar.
Keduanya, menjalani kepemimpinan hingga akhir masa periode. Kemudian memilih menjadi rival pada Pilkada periode 2013-2018, yang dimenangkan Bupati Indra Yasin berpasangan dengan Wakil Bupati Roni Imran.
Pilkada periode 2018-2023 yang tahapannya sementara berlangsung, Bupati Indra Yasin dan Wakil Bupati Roni Imran, memilih menjadi rival. Keduanya, sama-sama memilih menjadi Calon Bupati.
Calon Bupati Indra Yasin memilih berpasangan dengan Thariq Modanggu, akademisi berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) di salah satu Perguruan Tinggi di Provinsi Gorontalo yang pernah duakali kalah bertarung pada Pilkada 2008 dan 2013.
Kini, Indra-Thariq diusung 5 partai politik yaitu PAN, PDIP, PPP, PKS dan Gerindra.
Sementara Roni Imran sebagai Calon Bupati berpasangan dengan Calon Wakil Bupati Ismail Patamani, mantan Sekretaris daerah di Pemerintahan Kabupaten itu, selama 9 tahun. Keduanya, diusung Partai Demokrat dan Hanura.
Dua petahana itu, menjadi rival Calon Bupati Thomas Mopili yang juga kembali ikut bertarung pada Pilkada 2018 setelah kalah pada Pilkada 2013. Thomas memilih berpasangan dengan Suhela, perempuan berlatar belakang pengusaha dari Makassar, Sulawesi Selatan.
Pada Pilkada 2013-2018, Thomas Mopili berpasangan dengan Risjon Sunge, seorang birokrat di Pemerintahan Kabupaten itu. Keduanya diusung Partai Golkar namun kalah.
Sama dengan Pilkada ketiga ini, Thomas Mopili-Suhela masih diusung Partai Golkar.
Visi-Misi Calon Pemimpin
Pilkada 2018 di Kabupaten itu, pihak KPU Gorontalo Utara menetapkan tiga pasangan calon, yaitu nomor urut 1 Indra Yasin-Thariq Modanggu, diusung 5 partai politik, PDIP, PPP, PKS dan Gerindra.
Nomor urut 2, Thomas Mopili-Suhela diusung Partai Golkar. Nomor urut 3, Roni Imran-Ismail Patamani diusung Partai Demokrat dan Hanura.
Ketiganya, tentu memiliki visi-misi.
Visi-Misi pasangan calon nomor urut 1, Calon Bupati Indra Yasin dan Calon Wakil Bupati Thariq Modanggu.
Dalam 15 lembar halaman visi-misi keduanya, tersaji visi Indra-Thariq yaitu "Gorontalo Utara Ceria, Unggul dan Sejahtera di Poros Maritim Utara Indonesia 2023".
Misi keduanya, yaitu mempercepat kesejahteraan rakyat Gorontalo Utara dengan membangun infrastruktur/sarana-prasarana kesejahteraan.
Membangun SDM pemerintahan Ceria (cerdas, empatik, ramah, inovatif, amanah) dan interpreneur (berjiwa usaha) dan berdikari.
Mengembangkan keunggulan posisi Gorontalo Utara sebagai daerah yang berbatasan dengan dua provinsi (Sulawesi Utara dan Sulawesi tengah) dan perairan dunia, menjadi moodal utama kemajuan yang besar.
Meningkatkan kualitas lingkungan dan keseimbangan gender, serta mengembangkan kehidupan beragama dan berbudaya secara produktif, harmonis dan berkelanjutan.
Ada tiga program besar keduanya, yaitu Program Keluarga Ceria, Program Desa Ceria dan Program Gorontalo Utara Unggul.
Ketiga program itu, menjabarkan program-program yang akan direalisasikan nanti jika terpilih, diantaranya pembangunan ekonomi keluarga Ceria, kesehatan keluarga Ceria dan lingkungan Ceria, pendidikan keluarga Ceria.
Serta Gorontalo Utara "Digital Village", termasuk membangun kawasan strategis dengan konsep "ekonomi-sosial-ekologi" pengembangan sumber daya perikanan dan kelautan, pertanian dan peternakan, pengembangan potensi keumatan, adat istiadat, pemuda dan perempuan, serta reformasi birokrasi, pencegahan pemberantasan korupsi, peningkatan kesejahteraan aparatur serta mitigasi bencana alam dan bencana sosial.
Indra-Thariq pun menyusun 5 strategi, diantaranya dari "Dari Desa ke Kota" yaitu "Desa Unggul-Sejahtera", sebagai jabaran visi dan komitmen politik Indra-Thariq, yang dititikberatkan pada pembangunan desa menjadi desa unggul dalam pengelolaan dana desa, unggul dalam pembangunan infrastruktur desa, unggul dalam mendorong ekonomi desa, serta unggul dalam mengelola dan menjaga lingkungan.
Konsep "Grand Strategy Indra-Thariq yaitu, membangun keluarga adalah kunci membangun masyarakat dan membangun masyarakat adalah kunci utama membangun daerah, karena itu menyiapkan pilar-pilar keluarga sejahtera adalah agenda prioritas.
Membangun negara membutuhkan APBN, membangun daerah membutuhkan APBD. Maka, untuk membangun keluarga di Gorontalo Utara, dibutuhkan APB-RT (Anggaran Pendapatan Belanja Keluarga Ceria). Karena itu, salah satu agenda strategis Indra-Thariq adalah membantu, mendampingi, serta memfasilitasi keluarga Ceria miskin di Gorontalo Utara untuk menyusun RAPBRT (Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Keluarga Ceria).
Kebijakan pembangunan di Gorontalo Utara didasarkan pada aspek sosio-kultural dan aspek ekologi. Bahwa setiap kebijakan pembangunan harus menguntungkan masyarakat sekitarnya (lokal) dan tidak mengganggu keseimbangan dan kelestarian lingkungan.
Penanganan kemiskinan secara komprehensif. Mereka membaginya dalam tiga cara yaitu, pendekatan struktural. Seluruh jajaran pemerintahan daerah mulai dari tingkat kabupaten hingga desa, bertanggungjawab penuh atau tidak main-main dalam menyukseskan program untuk rakyat miskin.
Kedua, pendekatan kultural, yaitu Pemerintah Daerah bersama unsur-unsur pembangunan lainnya, mendorong dan melakukan pendampingan untuk mempertinggi budaya kerja yang produktif, tidak boros dan selalu jeli melihat peluang usaha tambahan atau baru.
Yang ketiga, pendekatan geo-strategis, yaitu kawasan-kawasan potensial dan strategis di Gorontalo Utara akan dikembangkan agar pertumbuhan ekonomi berkembang pesat, sehingga menambah nilai prooduksi dan menyerap tenaga kerja.
"Grand Strategy" lainnya, yaitu pembangunan Gorontalo Utara ke depan akan diarahkan pada prinsip "bangunlah jiwanya-bangunlah badannya". Karena itu, dasar kebijakan strategis adalah aspek teologis (Ketuhanan), antropologis (kemanusiaan) dan kosmologis (kealaman).
Keterkaitan yang erat antara tiga aspek itu, maka Gorontalo Utara diharapkan pembangunan akan bertumpuh pada prinsip "alamiah-ilmiah-manusiawi", pelaku pembangunan akan memiliki "kesadaran berketuhanan yang tinggi", sehingga tidak menjadi sombong, tidak menjadi serakah dan tidak berlaku dzholim.
Pengelolaan dan pelestarian alam beserta segala kekayaannya akan terwujud manusia Gorontalo Utara sadar bahwa alam ini adalah amanat dari Tuhan dan hak anak cucu kelak.
Target utama 100 hari kerja pemerintahan Indra-Thariq, yaitu menyiapkan pengetahuan, regulasi, sikap-mental, serta komitmen seluruh aparat pemerintah di Gorontalo Utara untuk siap melaksanakan konsep Pemerintahan CERIA, sehingga "rakyat Gorontalo Utara akan merasa bangga menjadi rakyat" dan "aparat yang bekerja di Gorontalo Utara bangga menjadi aparat".
Lima belas lembar visi-misi milik keduanya, ditutup dengan catatan penting yaitu, Model Pemerintahan CERIA adalah suatu bentuk reformasi birokrasi yang bisa menggaransi (menjamin) realisasi visi-misi dan program kerja Indra-Thariq periode 2018-2023.
Visi-Misi Pasangan Calon Bupati Thomas Mopili dan Calon Wakil Bupati Suhela, nomor urut dua diusung Partai Golkar.
Pada halaman depan visi-misi keduanya bertuliskan tagline "Jangan Biarkan Gorontalo Utara Tidur Lagi".
Visi Thomas-Suhela "Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Gorontalo Utara yang Sejahtera, Religius dan Berkelanjutan Berbasis Potensi Lokal".
Rumusan visi itu terdiri dari empat unsur yaitu terwujudnya masyarakat Kabupaten Gorontalo Utara yang sejahtera,
religius, pembangunan yang berkelanjutan dan berbasis potensi lokal untuk mencapai masyarakat sejahtera, religius dan berkelanjutan, maka akan lebih mengutamakan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berasal dari kearifan lokal masyarakat Gorontalo Utara.
Misi Thomas-Suhela ada sembilan poin, yaitu meningkatkan fasilitasi pembangunan sosial dan ekonomi kerakyatan berbasis pada UMKM, pertanian, peternakan dan perikanan.
Mewujudkan masyarakat yang adil pada masyarakat. Meningkatkan pembangunan kehidupan keagamaan masyarakat yang lebih baik.
Menyelenggarakan birokrasi pemerintahan yang profesional, bersih dan berakhlak. Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang berbasis pada pemerataan wilayah dan berwawasan lingkungan.
Memantapkan potensi sosial budaya lokal untuk peningkatan daya saing daerah. Mendorong iklim investasi yang berbasis pada potensi ekonomi daerah.
Mewujudkan Gorontalo Utara sebagai destinasi wisata dengan konsep eco-tourism. Mendorong kesetaraan gender dan pembangunan kaum perempuan.
Jika terpilih nanti, Thomas-Suhela dalam strategi Pemerintahan Daerah yang akan dipimpinnya, berjanji akan meningkatkan angka partisipasi perempuan dalam praktik demokrasi dan penyelenggaraan sistem pemerintahan.
Meningkatkan kuota perempuan dalam jabatan pemerintahan dan kedudukan strategis lainnya. Program peningkatan produktifitas UMKM dan koperasi melalui pemberdayaan dan pendampingan serta akses modal bagi usaha kecil rumah tangga.
Program pemberdayaan kelompok usaha rumah tangga sebagai sentra kerajinan produk lokal menunjang pariwisata daerah. Program pendampingan dan bantuan advokasi hukum bagi kaum perempuan dan perlindungan kekerasan terhadap anak, serta program Kabupaten Layak Anak.
Visi-Misi pasangan calon nomor urut 3, Calon Bupati Roni Imran dan Calon Wakil Bupati Ismail Patamani, diusung Partai Demokrat dan Hanura.
Sebanyak 20 lembar visi-misi Roni-Ismail yang didahului dengan kondisi strategis wilayah Gorontalo Utara, termasuk gambaran kondisi penduduknya dalam angka, diantaranya capaian tingkat kemiskinan dimana tahun 2014 berhasil turun 18,34 persen dari sebelumnya tahun 2007 mencapai 33,18 persen.
Justru pada tahun 2016 kembali naik menjadi 18,51 persen dan tahun 2017 diasumsikan lagi menjadi 19,23 persen dinilai jauh dari target RPJMD Gorontalo Utara tahun 2013-2018 sebesar 14,69 persen.
Visi-Misi keduanya, sebagai bagian ikut mewujudkan keselarasan dan kesinambungan pembangunan daerah dan nasional, serta memperhatikan kondisi daerah Kabupaten Gorontalo Utara yang ada dan kehendak umum rakyat Gorontalo Utara disamping berdasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2011, tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Gorontao Utara tahun 2009-2029.
Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 3 tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Gorontalo tahun 2007-2025 dan Undang-undang NNomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025.
Visi Kabupaten Gorontalo Utara 2018-2023 jika keduanya terpilih nanti adalah "Gorontalo Utara Bangkit Menuju Masyarakat yang Religius, Cerdas, Mandiri, Sejahtera dan Berkeadilan, serta Terwujudnya Daerah yang Maju Berbasis Keunggulan Maritim".
Sementara misi yang akan ditempuh yaitu peningkatan iman dan takwa dan memperokoh kerukunan kehidupan umat beragama serta pelestarian nilai-nilai luhur budaya.
Meningkatkan kualitas, aksesibilitas dan pemerataan pelayanan pendidikan dan kesehatan. Menurunkan angka kemiskinan dan mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial secara terintegrasi.
Percepatan pembangunan infrastruktur daerah dan infrastruktur perdesaan untuk daya dukung daerah yang terpadu. Meningkatkan hasil produksi pertanian, peternakan dan perikanan.
Menciptakan dunia usaha dan investasi serta lapangan kerja. Menyelenggarakan good governance dan reformasi birokrasi serta peningkatan kualitas pelayanan publik.
Penguatan kelembagaan dan kesejahteraan perangkat desa dalam menopang otonomi desa. Meningkatkan peran pemuda, pengarusutamaan gender dan peningkatan prestasi olah raga.
Serta pembangunan berbasis kemaritiman.
Roni-Ismail pun menjabarkan misi yang ditargetkan dicapai diantaranya, dalam urusan peningkatan iman dan takwa dan memperkokoh kerukunan umat beragama serta pelestarian nilai-nilai luhur budaya, Roni-Ismail akan meningkatkan kapasitas pemahaman dan pengalaman ajaran agama baik kepada pelajar, para pendidik, tokoh agama, para aparat daerah dan desa maupun masyarakat umum.
Dengan membangun Taman Pengajian Al Quran (TPA) di setiap desa dan kewajiban khatam Al Quran bagi siswa muslim tamatan SMP, termasuk menaikkan insentif/honor untuk menjamin kesejahteraan imam, guru mengaji, pegawai syar`i, lembaga adat, pendeta dan guru sekolah minggu.
Termasuk membangun Islamic Centre sebagai pusat kebudayaan Islam.
Untuk menurunkan angka kemiskinan dan mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial secara terintegrasi, Roni-Ismail akan meningkatkan perlindungan terhadap masyarakat rentan dan pengentasan kemiskinan termasuk melalui bantuan rutin sembako bulanan bagi masyarakat miskin.
Serta pembangunan dan rehabilitasi 5.000 rumah layak huni dan perlindungan atas hak tanah sebagai sumber penghidupan masyarakat.
Sedangkan untuk produksi hasil pertanian, peternakan dan perikanan, Roni-Ismail akan menyiapkan dana abadi dari APBD untuk membantu biaya produksi pertanian guna membangun kemandirian petani.
Mengadakan dan mengembangkan sapi ternak untuk kelompok peternak sebanyak 20 ribu ekor, juga membangun tempat pelelangan ikan baru.
Menciptakan dunia usaha dan investasi serta lapangan kerja diantaranya, dengan memberi bantuan modal maksimal Rp25 juta untuk 5 ribu pedagang kecil, serta usaha ibu rumah tangga.
Roni-Ismail berharap, Visi-Misi itu tidak sekedar menjadi pemenuhan persyaratan calon pada Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2018.
Namun akan menjadi preferensi politik bagi masyarakat Gorontalo Utara dalam menentukan pilihan politiknya, serta menjadi referensi gagasan dan buah pikir dalam membangun daerah itu.