Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo memerintahkan perbaikan lima hal untuk mendorong peningkatan devisa dari sektor pariwisata.
"Kita harus bergerak cepat karena sudah berkejar-kejaran dengan negara lain dan sektor pariwisata harus menjadi motor peningkatan devisa, peningkatan 'multiplier effect' yang dorong Pertumbuhan Ekonomi kita, " kata Presiden saat memimpin rapat terbatas dengan topik Pengembangan Destinasi Prioritas Pariwisata di Istana Negara, Jakarta, Kamis.
Rapat tersebut juga dihadiri Wakil Presiden Ma'ruf Amin, para menteri kabinet Indonesia Maju, Kapolri Jenderal Pol Idham Azis, Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin dan para pejabat terkait lainnya.
Lima lokasi destinasi wisata yang dibahas adalah Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur; Mandalika Nusa Tenggara Barat, Dana Toba, Sumatera Utara; Manado, Sulawesi Utara; dan Borobudur, Jawa Tengah.
"Pertama, pengaturan tata ruang yang masih perlu kita tata lagi untuk kawasan pariwisata prioritas," tambah Presiden.
Hal kedua adalah akses menuju destinasi wisata.
Presiden mencontohkan Labuan Bajo yang nanti akan dikerjakan Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan yang mana Kementerian Perhubungan memperpanjang 'runway', mengembangkan terminalnya, Kementerian PUPR membangun jalan akses menuju tempat wisatanya termasuk juga memperbaiki kawasan baik pelabuhan atau tempat-tempat untuk mempermudah wisatawan datang ke tujuan.
Hal ketiga adalah terkait penyelenggaraan acara (event).
"Saya melihat kita memiliki materialnya banyak di daerah. Namun untuk kemasan (packaging) perlu dibenahi dan juga, fasilitas-fasilitas yang mendukung ke arah itu perlu diperbaiki," tambah Presiden.
Presiden mengingatkan Kementerian Pariwisata dan jajarannya untuk ikut menyentuh persoalan kostum, pakaian adatnya dan "calendar of event" yang berisi "event" besar maupun "annual event".
"Saya kira ini penting sekali, dan keempat kita melakukan promosi wisata besar-besaran, apabila yang tadi saya sebut sudah selesai," ungkap Presiden.
Hal kelima adalah penyiapan Sumber Daya Manusia yang mendukung sektor pariwisata.
"Sehingga Mendikbud, SMK-SMK yang berada di lingkungan wisata mestinya lebih dititikberatkan ke arah dukungan sektor wisata. Masalah kebersihan tolong dimulai kementerian terkait. Urusan sampah, plastik, yang bertebaran di kawasan wisata benar-benar bisa diselesaikan," tegas Presiden.