Meskipun lebaran ketupat sudah berlalu, namun permintaan terhadap nasi bulu masih terus mengalami peningkatan.
Pedagang nasi bulu di Kabupaten Gorontalo, mengakui mendapat keuntungan lebih banyak saat menjelang hingga sesudah lebaran ketupat yang digelar pada Sabtu (29/4).
Rata-rata pedagang nasi khas lebaran ketupat itu, menjual lebih dari 100 nasi bulu dengan harga Rp40 ribu untuk ukuran sebatang bambu sekitar satu meter.
“Alhamdulillah, dua hari sebelum lebaran ketupat hingga hari ini masih banyak orang membeli nasi bulu,” kata seorang pedagang nasi bulu di Desa Ombulo Kecamatan Limboto Barat, Marlina Pakaya, Minggu.
Setiap hari ia berdagang nasi bulu di sebuah warung yang berada di tepi jalan, namun permintaan yang besar baru datang saat lebaran ketupat.
“Pada hari biasa tidak lebih dari 50 batang nasi bulu, sekarang bisa lebih dari 100 batang bambu yang terjual. Kalau di rata-rata omsetnya lebih dari empat juta rupiah dalam sehari,” ujarnya.
Nasi bulu terbuat dari beras ketan, santan, dan bumbu rempah yang dimasak dengan cara dikukus. Nasi kemudian dimasukkan ke dalam bambu berisi daun piang dan dibakar untuk mendapatkan cita rasa yang khas.
Saat lebaran ketupat, nasi tersebut menjadi sajian khas maupun buah tangan bagi tamu yang datang ke rumah-rumah di pusat perayaan lebaran ketupat seperti Kabupaten Gorontalo.
Meningkatnya permintaan nasi bulu juga diakui pedagang lainnya, Ismail (54) yang mampu menjual hingga 89 batang bambu dalam sehari.
"Saya biasanya berjualan di pasar setiap hari, tapi sekarang masih melayani order dari pembeli. Walaupun sudah selesai lebaran ketupat, tapi masih banyak orderan karena banyak keluarga yang ingin menjamu tamu di akhir pekan," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2023
Pedagang nasi bulu di Kabupaten Gorontalo, mengakui mendapat keuntungan lebih banyak saat menjelang hingga sesudah lebaran ketupat yang digelar pada Sabtu (29/4).
Rata-rata pedagang nasi khas lebaran ketupat itu, menjual lebih dari 100 nasi bulu dengan harga Rp40 ribu untuk ukuran sebatang bambu sekitar satu meter.
“Alhamdulillah, dua hari sebelum lebaran ketupat hingga hari ini masih banyak orang membeli nasi bulu,” kata seorang pedagang nasi bulu di Desa Ombulo Kecamatan Limboto Barat, Marlina Pakaya, Minggu.
Setiap hari ia berdagang nasi bulu di sebuah warung yang berada di tepi jalan, namun permintaan yang besar baru datang saat lebaran ketupat.
“Pada hari biasa tidak lebih dari 50 batang nasi bulu, sekarang bisa lebih dari 100 batang bambu yang terjual. Kalau di rata-rata omsetnya lebih dari empat juta rupiah dalam sehari,” ujarnya.
Nasi bulu terbuat dari beras ketan, santan, dan bumbu rempah yang dimasak dengan cara dikukus. Nasi kemudian dimasukkan ke dalam bambu berisi daun piang dan dibakar untuk mendapatkan cita rasa yang khas.
Saat lebaran ketupat, nasi tersebut menjadi sajian khas maupun buah tangan bagi tamu yang datang ke rumah-rumah di pusat perayaan lebaran ketupat seperti Kabupaten Gorontalo.
Meningkatnya permintaan nasi bulu juga diakui pedagang lainnya, Ismail (54) yang mampu menjual hingga 89 batang bambu dalam sehari.
"Saya biasanya berjualan di pasar setiap hari, tapi sekarang masih melayani order dari pembeli. Walaupun sudah selesai lebaran ketupat, tapi masih banyak orderan karena banyak keluarga yang ingin menjamu tamu di akhir pekan," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2023