Gorontalo (ANTARA) - Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel mengungkapkan saat ini ia sedang merancang kawasan ekonomi halal di Provinsi Gorontalo untuk mengatasi kemiskinan dan menyejahterahkan rakyat di daerah tersebut.
Untuk mewujudkan hal itu, pihaknya akan bekerja sama dengan Turki dan Jepang yang memiliki ekonomi kuat dan teknologi yang maju. Kawasan itu bukan hanya restoran, tapi juga ada industri pertanian, peternakan, kelautan hingga industri olahan.
"Sehingga kita tidak lagi ekspor bahan mentah, tapi sudah jadi olahan. Saya juga telah berdiskusi dengan Dubes Indonesia untuk Turki dan mitra saya di Jepang bagaimana bisa bekerja sama membangun kawasan ekonomi halal dengan teknologi maju yang mereka miliki," ujar Rachmat Gobel saat menjadi pembicara kunci pada diskusi yang diselenggarakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bertema “Potensi Keuangan Syariah di Provinsi Gorontalo”, di Gorontalo, Kamis.
Politisi Fraksi Partai NasDem ini menilai Gorontalo setidaknya memiliki tiga kekuatan yang potensinya bisa lebih digali dan dimaksimalkan lagi yakni pertanian, perkebunan dan kelautan.
Menurutnya, setidaknya diperlukan 50.000 hektare untuk industri pengolahan beras atau jagung. Jika tiap 1.000 hektare dibutuhkan satu mesin industri, berarti akan ada 50 mesin tersebar di Gorontalo.
"Dengan begitu, tentu kekuatan kita akan bisa naik lebih besar. Belum lagi jika didukung oleh kualitas pupuk dan bibit yang lebih baik, sehingga bisa meningkatkan dua kali lipat produksinya. Saya bisa membayangkan keuntungan yang bisa didapat dari para petani dan peternak dengan peningkatan produksinya," optimis Gobel.
Selain itu, lanjut dia, DPR RI belum lama ini sudah mengesahkan Omnibus Law Undang-Undang (UU) Cipta Kerja yang bertujuan untuk menarik investasi dari investor asing. Namun, kata dia, kekuatan asing itu hanyalah pelengkap, bukan hal yang utama dalam membangun ekonomi Indonesia.
"Yang harus kita bangun adalah ekonomi rakyat. Kalau kita bicara lapangan kerja, justru menurut saya pertanian, perkebunan, dan kelautan sangat potensial untuk itu. Maka harus didorong lebih tinggi lagi, yakni kedaulatan pangan, sehingga kita tidak bergantung lagi kepada asing untuk impor pangan. Mereka para petani, peternak, nelayan dan UMKM memang masih skala kecil ibarat satu lidi, tapi kalau mereka diikat bersama dalam sebuah koperasi akan menjadi kekuatan besar," kata Rachmat Gobel.
Menurut Pimpinan DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) itu, Gorontalo kaya di sejumlah sektor, namun pertanyaannya, siapa yang akan menggali kekayaan itu. Jika tidak melakukan apa-apa, jangan harap ke depan masyarakat Gorontalo bisa menjadi tuan di kampungnya sendiri.
"Kekhawatiran saya, dari pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki, seperti orang Betawi di Jakarta dulu kayanya luar biasa tanahnya di sana-sini. Tapi sekarang sudah dimiliki oleh investor-investor besar, apakah Gorontalo mau demikian? Jangan sampai itu terjadi. Oleh karena itu harus kita gali kekayaan yang kita miliki, dimulai dari pertanian, perkebunan, kelautan, dan peternakan," ujar Rachmat Gobel.