Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Sejumlah peserta "rally yacht" yang umumnya peserta dari luar negeri ini, singgah di Pulau Saronde, Kabupaten Gorontalo Utara, mengunjungi sentra kerajinan gula aren Desa Bintana, Kecamatan Atinggola.
Staf Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Gorontalo Utara, Yassin Ali, Selasa, mengatakan, penyambutan yang dilakukan pemerintah daerah kepada para wisatawan "Yachter" tersebut, selain dilakukan secara adat tradisional Gorontalo, mereka pun difasilitasi untuk mengunjungi objek-objek pariwisata di darat.
Diantaranya mengunjungi Benteng Oranye peninggalan Belanda di Desa Jembatan Merah, Kecamatan Tomilito, Puncak Panorama di Desa Dambalo, situs Ota lo Jin dan pantai Minanga di Kecamatan Atinggola.
Menariknya, pada penyambutan secara adat di Pulau Saronde, mereka disuguhkan permen atau oleh warga Gorontalo disebut gula-gula Soba yang terbuat dari gula aren.
"Mereka sangat menyukai gula-gula Soba, maka kami berinisiatif membawa para wisatawan mancanegara ini ke sentra pembuatannya di Desa Bintana. Mereka membeli sangat banyak bahkan tertarik berlama-lama menyaksikan proses pembuatannya," kata Yassin.
Jeff, salah satu wisatawan dari Belanda mengungkap ketertarikannya terhadap sentra pembuatan gula aren yang ternyata tidak hanya dijadikan "brown sugar" atau gula merah, tapi juga dibuat permen yang enak rasanya serta minuman khas "saguer" yang tak kalah enak dari anggur.
"Gorontalo Utara punya segalanya, kami senang berada disini apalagi permen Soba ini sangat nikmat sehingga saya sengaja membeli banyak sebagai cemilan saat kembali berlayar," ujar Jeff.
Ia berjanji akan mempromosikan keindahan Indonesia dan Gorontalo Utara, khususnya sentra kerajinan gula aren yang dapat menjadi pusat kunjungan pariwisata unggulan karena ciri khasnya.
Jeff berharap, Gorontalo Utara yang kaya akan keindahan panoramanya baik di darat maupun laut, bisa memperkaya cendera mata agar lebih menambah ketertarikan bagi wisatawan.
Gula-gula "Soba" adalah permen yang banyak dibuat oleh pengrajin lokal, tersebar di beberapa desa di 11 kecamatan yang ada di kabupaten ini.
Proses pembuatannya dilakukan dengan cara mendidihkan air nira atau aren hingga kental, kemudian didinginkan dan digulung menggunakan kertas berwarna atau fuya.
Biasanya para pengrajin menjualnya seharga Rp1.000 untuk lima buah gula-gula Soba.