Gorontalo (ANTARA) - Tim Mahasiswa Wirausaha Desa (Wiradesa) Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo (UNG) mendukung pencegahan dan penurunan angka stunting di Kabupaten Bone Bolango melalui inovasi Biskuit Kelor Bekatul (Bisketul).
Tim Mahasiswa Wiradesa KKN UNG menggelar kegiatan sosialisasi tentang stunting dan pemanfaatan sumber daya alam daun Kklor dan bekatul untuk dijadikan kudapan bergizi.
Kepala Desa Bongoime, Simson Panigoro di Gorontalo, Minggu mengatakan desa yang dipimpinnya tersebut merupakan Desa Lokus Stunting dengan prevalensi Stunting terbesar, yaitu 25,5 persen di Kabupaten Bone Bolango.
"Alhamdulillah dengan hadirnya adik-adik dari UNG, Insya Allah bisa membantu Desa Bongoime yang lokus stunting ini, dengan inovasi mereka yaitu biskuit dari daun kelor dan bekatul yang sangat tinggi protein dan baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, sehingga stunting di desa ini bisa segera teratasi," ucapnya.
Sementara itu, salah seorang pemateri dalam sosialisasi ini, Ns Ita Sulistiani memberikan sosialisasi kepada masyarakat Desa Bongoime tentang makanan bergizi yang tidak harus mahal, tetapi memiliki nilai nutrisi yang tinggi seperti tahu, tempe, dan bakwan.
"Karena 1.000 hari kehidupan perlu akan asupan makanan yang memiliki nilai gizi yang tinggi untuk kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak,”ungkap Ns Ita yang juga Dosen Keperawatan UNG.
Koordinator Desa Mahasiswa UNG, Syahril Saini, menjelaskan proses pembuatan Bisketul. Langkah pertama ialah mencuci dan menghaluskan bekatul dan kelor secara terpisah yang kemudian ditapis dan disangrai sehingga menghasilkan Tepung Bekatu dan Kelor.
Selain itu, bahan lain yang harus disediakan ialah kuning telur satu butir, gula halus 20 gram, SP, mentega 70 gram, vanili dan garam secukupnya, maizena dua gram, tepung kelor dua gram, bekatul 20 gram, tepung terigu 70 gram, chocochips 50 gram.
Cara pembuatannya masukkan satu butir kuning telur, gula halus dan SP atau pengemulsi kedalam wadah kemudian dicampur hingga halus. Selanjutnya ditambah dengan mentega, garam, dan vanili secukupnya dan dicampur kembali hingga rata.
Kemudian diberi tepung daun kelor, tepung terigu, dan tepung bekatul dan diaduk secara manual tanpa menggunakan mixer hingga rata dan kemudian adonan dipisahkan menjadi dua bagian dan dimasukkan kedalam cetakan dan baik yang berwarna warna hijau serta coklat yang dihiasi chocochips.
"Terakhir dipanggang dalam oven hingga matang,"jelas Syahril.
Syahril Saini menyampaikan bahwa bekatul dan daun kelor memiliki kandungan zat besi, kalsium, serta protein yang tinggi dan sangat bermanfaat untuk ibu hamil juga balita.
"Sumber daya alam daun kelor maupun bekatul yang tinggi nutrisi ini cukup melimpah di Desa Bongoime. Sementara pemanfaatannya masih sangat minim, sehingga kami mendorong sebaiknya sumber daya alam ini dapat dimanfaatkan menjadi produk camilan yang bergizi seperti Bisketul ini," katanya.
Mahasiswa Wiradesa UNG dukung pencegahan stunting di Bone Bolango
Senin, 1 November 2021 5:16 WIB