BI Gorontalo salurkan bantuan dukung kebijakan pengendalian inflasi
Senin, 26 Desember 2022 21:19 WIB
Gorontalo (ANTARA) - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Gorontalo menyerahkan bantuan Vertical Dryer Unit (VDU) dan Rice Milling Unit (RMU) bagi kelompok tani di Desa Pangadaa, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
Kepala KPw BI Gorontalo, Rony Widijarto Purubaskoro di Gorontalo, Senin, mengatakan BI terus mendukung kebijakan Pemerintah dalam upaya upaya pengendalian inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Rony Widijarto Purubaskoro menjelaskan, hal itu merupakan sinergi dan implementasi Bank Indonesia Gorontalo, bersama DPR RI, pemerintah daerah dan berbagai pemangku kebijakan di Provinsi Gorontalo.
"Program Dedikasi Untuk Negeri di lokasi ini, merupakan wujud kepedulian dan komitmen Bank Indonesia Provinsi Gorontalo dalam mengoptimalkan langkah-langkah pengendalian inflasi pangan dari sisi suplai dan mendorong produksi guna meningkatkan ketahanan komoditas beras," ucap dia.
Rony mengungkapkan, GNPIP hadir sebagai tindak lanjut arahan Presiden RI dalam Rakornas Pengendalian Inflasi 2022, yang diimplementasikan baik di level nasional maupun di level regional.
Program itu melibatkan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri serta bersinergi dengan Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah, Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, serta seluruh pemangku kepentingan lainnya secara terintegrasi.
"Upaya yang dilakukan Bank Indonesia ini juga diharapkan dapat memberikan 'multiplier effect' sebagai bagian dari usaha untuk meningkatkan kesejahteraan para petani klaster beras di Provinsi Gorontalo," ujar Rony.
Menurut Rony, hadirnya Vertical Dryer Unit atau mesin pengering mampu menjawab kendala petani Gorontalo dalam proses penjemuran hasil panen yang kurang optimal, karena saat ini para petani masih menggunakan metode tradisional, tergantung oleh faktor cuaca seperti sulitnya mengeringkan gabah ketika masuk musim penghujan, dan masing mengandalkan tenaga manusia.
"Kami berharap dengan pemanfaatan teknologi Vertical Dryer Unit ini, proses pengeringan gabah nantinya menjadi lebih efisien karena mampu memproses enam ton gabah basah dengan waktu delapan sampai dengan 10 jam saja, serta tentunya dengan mengoperasikan mesin ini mampu memperbaiki kualitas hasil panen dan meningkatkan kuantitas produksi yang lebih tinggi," kata dia.
Selanjutnya, hadirnya Rice Milling Unit atau mesin penggiling padi diharapkan menjadi sarana pemanfaatan teknologi mesin penggilingan terintegrasi yang mendukung peningkatan kualitas mutu terbaik beras dan mengurangi tingkat kehilangan hasil beras dengan kapasitas 1,7 ton per jam.
"Kehadiran teknologi mesin ini menjadi penting, karena seperti yang kita ketahui bersama bahwa industri penggilingan padi terbukti memainkan peran penting dalam penyediaan beras nasional maupun regional sebagai pemicu perkembangan sektor industri beras di wilayah sentra-sentra penghasil padi," jelas dia.
Kegiatan peresmian Vertical Dryer Unit dan Rice Milling Unit tersebut, dihadiri langsung oleh Wakil Ketua DPR RI, Rahmat Gobel.
"Ini adalah bagian dari pada Bank Indonesia dalam berupaya meningkatkan produktivitas dan juga menekan inflasi daripada pertanian di Gorontalo pada khususnya," kata Rahmat.
Kepala KPw BI Gorontalo, Rony Widijarto Purubaskoro di Gorontalo, Senin, mengatakan BI terus mendukung kebijakan Pemerintah dalam upaya upaya pengendalian inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Rony Widijarto Purubaskoro menjelaskan, hal itu merupakan sinergi dan implementasi Bank Indonesia Gorontalo, bersama DPR RI, pemerintah daerah dan berbagai pemangku kebijakan di Provinsi Gorontalo.
"Program Dedikasi Untuk Negeri di lokasi ini, merupakan wujud kepedulian dan komitmen Bank Indonesia Provinsi Gorontalo dalam mengoptimalkan langkah-langkah pengendalian inflasi pangan dari sisi suplai dan mendorong produksi guna meningkatkan ketahanan komoditas beras," ucap dia.
Rony mengungkapkan, GNPIP hadir sebagai tindak lanjut arahan Presiden RI dalam Rakornas Pengendalian Inflasi 2022, yang diimplementasikan baik di level nasional maupun di level regional.
Program itu melibatkan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri serta bersinergi dengan Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah, Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, serta seluruh pemangku kepentingan lainnya secara terintegrasi.
"Upaya yang dilakukan Bank Indonesia ini juga diharapkan dapat memberikan 'multiplier effect' sebagai bagian dari usaha untuk meningkatkan kesejahteraan para petani klaster beras di Provinsi Gorontalo," ujar Rony.
Menurut Rony, hadirnya Vertical Dryer Unit atau mesin pengering mampu menjawab kendala petani Gorontalo dalam proses penjemuran hasil panen yang kurang optimal, karena saat ini para petani masih menggunakan metode tradisional, tergantung oleh faktor cuaca seperti sulitnya mengeringkan gabah ketika masuk musim penghujan, dan masing mengandalkan tenaga manusia.
"Kami berharap dengan pemanfaatan teknologi Vertical Dryer Unit ini, proses pengeringan gabah nantinya menjadi lebih efisien karena mampu memproses enam ton gabah basah dengan waktu delapan sampai dengan 10 jam saja, serta tentunya dengan mengoperasikan mesin ini mampu memperbaiki kualitas hasil panen dan meningkatkan kuantitas produksi yang lebih tinggi," kata dia.
Selanjutnya, hadirnya Rice Milling Unit atau mesin penggiling padi diharapkan menjadi sarana pemanfaatan teknologi mesin penggilingan terintegrasi yang mendukung peningkatan kualitas mutu terbaik beras dan mengurangi tingkat kehilangan hasil beras dengan kapasitas 1,7 ton per jam.
"Kehadiran teknologi mesin ini menjadi penting, karena seperti yang kita ketahui bersama bahwa industri penggilingan padi terbukti memainkan peran penting dalam penyediaan beras nasional maupun regional sebagai pemicu perkembangan sektor industri beras di wilayah sentra-sentra penghasil padi," jelas dia.
Kegiatan peresmian Vertical Dryer Unit dan Rice Milling Unit tersebut, dihadiri langsung oleh Wakil Ketua DPR RI, Rahmat Gobel.
"Ini adalah bagian dari pada Bank Indonesia dalam berupaya meningkatkan produktivitas dan juga menekan inflasi daripada pertanian di Gorontalo pada khususnya," kata Rahmat.