Gorontalo (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat komoditi beras dan cabai rawit memberikan andil paling besar pada inflasi bulan Maret tahun 2024 di Provinsi Gorontalo.
Kepala BPS Provinsi Gorontalo Mukhamad Mukhanif di Gorontalo, Rabu mengatakan Provinsi Gorontalo mengalami inflasi 0,81 persen pada bulan Maret dibandingkan bulan Februari 2024.
"Beras memberikan andil 0,80 persen, cabai rawit 0,32, daging ayam ras 0,17, telur ayam ras 0,13 dan kue basah 0,10 persen," ucap Mukhanif.
Mukhanif mengatakan pihaknya sudah menduga hasil inflasi yang terjadi di bulan Maret, karena sebelumnya pada bulan Februari sudah terjadi deflasi. Oleh karena itu di bulan Maret terjadi inflasi apalagi sudah memasuki bulan Ramadhan.
Ia mengatakan inflasi pada bulan Maret agak berbeda di bulan-bulan sebelumnya, karena nilai tukar petani utamanya di pertanian tanaman pangan yaitu tanaman jagung lebih banyak dari pada tanaman padi.
Jumlah petani jagung lebih banyak dibandingkan jumlah petani padi, oleh sebab itu kenaikan padi tidak akan menutupi penurunan jagung.
Ia menjelaskan untuk Inflasi year to year atau tahun ke tahun Provinsi Gorontalo mencapai 4,13 persen di bulan Maret 2024. Kota Gorontalo mengalami Inflasi tahun ke tahun 2,46 persen dan Kabupaten Gorontalo mengalami inflasi tahun ke tahun 5,58 persen.
Inflasi tahunan Provinsi Gorontalo terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 9,26 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,5 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,16 persen.
Selanjutnya kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,13 persen, kelompok kesehatan sebesar 2,41 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,74 persen.
Serta kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,96 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,71 persen, kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran sebesar 6,23 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,26 persen.
