Gorontalo (ANTARA) - Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah berperan aktif dalam upaya pengendalian inflasi daerah.
Gusnar di Gorontalo, Kamis mengatakan hasil kerja tim pengendali inflasi di berbagai daerah dinilai dan dilakukan pemantauan oleh Kementerian Dalam Negeri setiap pekan.
Hasilnya Provinsi Gorontalo menduduki peringkat ke enam di seluruh Indonesia.
"Hal itu patut kita syukuri dan saya mengucapkan terima kasih serta apresiasi kepada semua pihak yang telah mengendalikan inflasi serta membawa Provinsi Gorontalo berada pada peringkat keenam terbaik secara nasional," kata Gusnar.
Capaian tersebut menjadi bukti bahwa seluruh pihak terkait, telah menunjukkan kinerja nya, serta menjalin komunikasi dan koordinasi dengan sebaik-baiknya sehingga bisa memberikan warna tersendiri dalam menyumbangkan hal yang berarti kepada inflasi secara nasional.
Sebagai gambaran, perjalanan Provinsi Gorontalo dalam mengendalikan inflasi tahun 2025 telah melalui berbagai aspek komoditas, salah satunya bisa mendeteksi dan mengidentifikasi komunitas mana saja yang sering mengganggu inflasi di daerah.
Salah satu yang paling menonjol dan terjadi berulang adalah komoditi rempah-rempah seperti cabe, bawang, tomat serta beras.
Untuk menyikapi hal itu maka semua pihak terkait harus lebih fokus bekerja, dengan mendeteksi komoditas tersebut apabila mengalami kendala atau permasalahan.
Meskipun dirinya jarang berkomentar melalui saluran komunitas tim pencegahan inflasi daerah, namun ia juga terus memantau kegiatan operasi pasar yang dilakukan di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota di Gorontalo.
Hal itu untuk memastikan pergerakan dan pokok masalah ketika sudah mulai terjadi kenaikan harga bahan pokok yang berdampak pada inflasi daerah maupun nasional.
Selain itu ada juga langkah penanganan menyangkut konektivitas logistik yang berpengaruh pada komunitas-komunitas yang tersedia khususnya untuk kebutuhan masyarakat.
Menurut pengamatannya, konektivitas logistik menjadi penting karena kenaikan harga tidak selalu ditentukan oleh ketersediaan komoditas seperti panen atau karena iklim, tetapi juga diakibatkan oleh transportasi logistik.
Oleh karena itu, transportasi logistik juga menjadi hal penting sekaligus catatan bagi semua pihak pada tahun 2025 dalam rangka pengendalian inflasi daerah.
"Memasuki tahun 2026, semua pihak harus lebih fokus dalam bekerja, sebab ketika terjadi kekurangan pasokan di pasaran, maka kita harus teliti," imbuhnya.
