Gorontalo (ANTARA) - Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo memprogramkan revitalisasi bahasa daerah untuk menguatkan pemakaian di masyarakat dan menghindari kepunahan.
Kepala Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo Ahmad Nawari di Gorontalo, Jumat, mengatakan upaya ini dilakukan karena ada indikasi bahasa Gorontalo mulai ditinggalkan petuturnya.
"Dalam dua pekan ada satu bahasa daerah yang punah di Indonesia, kondisi ini mendorong Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo untuk memprogramkan revitalisasi Bahasa Gorontalo," kata Nawari.
Ia menyebut, ada 718 bahasa daerah di Indonesia, sebagian dari bahasa tersebut mengalami kepunahan.
"Idealnya jangan punah, paling tidak memperlambat kepunahan," katanya.
Pihaknya memantau penggunaan bahasa Gorontalo dalam keluarga sudah sangat kurang.
Ia memisalkan pada keluarga yang terdiri dari ayah ibu orang Gorontalo namun dalam keseharian-nya tidak menuturkan bahasa ibu kepada anak-anaknya.
Menurutnya, pada lingkungan di luar lingkungan keluarga penuturan bahasa daerah ini jauh lebih berkurang, sehingga pemerolehan bahasa ini sangat berkurang.
Ia mengapresiasi pemerintah yang berupaya mempertahankan bahasa daerah melalui kebijakan wajib berbahasa daerah sehari dalam sepekan di lingkungan kantor. Upaya ini harus terus dikuatkan agar dapat berjalan secara efektif.
"Kami melakukan revitalisasi dimulai dengan koordinasi dengan pemerintah daerah, melaksanakan diskusi kelompok terpumpun bersama pakar bahasa, hingga bimbingan teknis," Nawari.
Ia menyebut dalam bimbingan teknis ini melibatkan 251 orang guru muatan lokal di SD dan SMP. Para guru yang dilatih ini diharapkan dapat menularkan kemampuannya ke guru-guru lain.
Sebanyak 251 orang guru dan guru lain yang mendapat pengetahuan dari guru yang ikut bimbingan teknis ini akan mengajarkan Bahasa Gorontalo di sekolah masing-masing.
"Kami akan terus memantau perkembangannya selama tiga bulan," imbuhnya.
Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo revitalisasi bahasa daerah
Jumat, 30 Agustus 2024 14:24 WIB