Kabupaten Pohuwato (ANTARA) - Organisasi Burung Indonesia Program Gorontalo memfasilitasi petani di Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo untuk meningkatkan produksi kakao di wilayah itu.
Fasilitator Desa Burung Indonesia Program Gorontalo Marahalim Siagian di Pohuwato, Sabtu, mengatakan, pihaknya mendampingi kelompok tani kakao dari 11 desa di dua kecamatan di Kabupaten Pohuwato.
Adapun 11 desa di dua kecamatan yang menjadi binaan Burung Indonesia itu meliputi Desa Makarti Jaya, Puncak Jaya, Tirto Asri, Kalimas, Malango, Panca Karsa I, dan Panca Karsa II yang ada di Kecamatan Taluditi.
Sementara untuk yang berada di wilayah Kecamatan Wanggarasi yakni Desa Lembah Permai, Tuwea, Bukit Harapan dan Bohusami.
"Tahap awal kami mendorong 22 orang dari desa-desa ini untuk mengikuti pelatihan terkait kakao, kemudian mereka yang melatih lagi sekitar 350 petani kakao di 11 desa. Kami mengadakan sekolah lapang, dalam rangka mendorong praktik pertanian kakao yang berkelanjutan," ucap Marahalim.
Sekolah lapang tersebut terdiri atas 10 sesi dengan paket pelatihan lengkap mulai dari tes awal untuk memperoleh gambaran tingkat pengetahuan petani kakao, evaluasi kondisi kebun, aspek pemupukan, sanitasi, pemangkasan, teknik panen, hingga fermentasi biji.
"Sekolah lapang ini bermaksud agar petani meninggalkan kakao asalan, karena harganya juga akan asal-asalan. Kami mendorong mereka menghasilkan kakao dengan kualitas premium. Apalagi saat ini harga kakao cukup tinggi, sekitar 120 ribu rupiah per kilogram," ungkapnya.
Saat ini para petani mulai mempraktikkan hal tersebut, dengan memulai tahap pembibitan di masing-masing desa.
Menurutnya, dalam lima tahun terakhir produksi kakao di Kabupaten Pohuwato sempat mencapai titik terendah, meskipun kedua kecamatan tersebut merupakan lumbung kakao.
Komoditas itu tergantikan oleh jagung, yang memiliki dampak terhadap lingkungan terutama bila ditanam di lahan yang miring.
"Kami ingin mengembalikan lagi Pohuwato sebagai lumbung kakao dan petani lebih sejahtera," katanya.