Gorontalo (ANTARA) - Balai Karantina Pertanian Gorontalo mengenalkan aplikasi Indonesia Maps of Agricultural Commodities Export (iMACE) kepada eksportir sebagai upaya mendukung program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks).
Kepala Karantina Pertanian Gorontalo, Muhammad Sahrir di Gorontalo, Sabtu, mengatakan aplikasi iMACE merupakan inovasi dari Badan Karantina Pertanian dalam bentuk aplikasi digital yang bisa diunduh pada Playstore berbasis Android.
“Aplikasi ini berisi tentang potensi komoditas ekspor pertanian dari masing – masing kota maupun kabupaten seluruh Indonesia termasuk Gorontalo. Para admin dari Dinas pertanian lah yang akan memasukkan data secara 'real time'," ujarnya.
Ia berharap, dari aplikasi tersebut ekportir maupun calon eksportir bisa mendapakan informasi tentang komoditas pertanian yang disertifikasi oleh Karantina Pertanian.
Sementara itu, Kabid Perkebunan, Dinas Pertanian, Jismon Djakarian mengatakan Gorontalo memiliki dua komoditi unggulan perkebunan, yaitu kelapa dan kakao.
Pada tahun 2018, luas area kelapa mencapai 68.813 hektare dengan produksi pertahun sebanyak 56.766 ton dengan produktifitas rata-rata 1.222 kg per hektare.
Sedangkan kakao memiliki luas 15.037 hektare dengan produksi satu tahun sebanyak 4.851 ton dengan rata-rata satu hektare kebun menghasilkan 855 kg.
Menurutnya, produk turunan kelapa memiliki peluang ekspor yang besar. "Terdapat produk ekspor olahan Kelapa seperti tepung kelapa, briket dan kopra putih yang terdapat di Gorontalo. Produk ini diekspor ke mancanegara seperti, Taiwan, China, Rusia, Polandia, Arab Saudi dan Pakistan," jelasnya.
Dengan potensi yang dimiliki Gorontalo, tambahnya, sangat memungkinkan adanya pertumbuhan ekspor komoditas pertanian yang lebih baik lagi ke depan. Ditunjang dengan aplikasi iMace sangat diharapkan bisa membantu para pelaku ekonomi atau eksportir dan juga para petani dalam menganalisa potensi usaha yang dimiliki.
Balai Karantina Pertanian Gorontalo kenalkan aplikasi "iMACE"
Minggu, 8 Agustus 2021 5:47 WIB