Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital mengaku masih melanjutkan studi untuk pembangunan infrastruktur digital Satelit Republik Indonesia-2 (SATRIA-2) meski sudah memasuki awal tahun 2025.
“Kalau secara teknis kita masih lihat melakukan updating terhadap visibilitas tadi, supaya tentu teknologi yang perginya dan juga pemanfaatan yang paling besar untuk masyarakat. Kalau sudah masuk Greenbook tentu sudah masuk Greenbook,” kata Direktur Utama BAKTI Kominfo Fadhilah Mathar saat ditemui ANTARA di Malang, Jawa Timur, Sabtu.
Sebelumnya pada bulan Oktober 2024 BAKTI memastikan pembangunan SATRIA-2 tetap berlanjut dan dirancang sebagai twin satellite atau geostasioner kembar.
Menurut Kepala Divisi Satelit dan Akses Internet BAKTI Kementerian Kominfo Harris Sangidun pada Jumat (18/10/2024), kedua satelit bakal dinamai sebagai SATRIA-2A dan SATRIA-2B. Dengan tujuan utama meningkatkan kualitas layanan internet di Indonesia jadi lebih stabil dan cepat.
Beberapa hari kemudian, Fadhilah mengatakan bahwa pembangunan SATRIA-2 dan Palapa Ring Integrasi ditujukan untuk menciptakan konektivitas digital yang merata di Indonesia.
SATRIA-2 juga akan diteruskan untuk masuk ke dalam Greenbook Bappenas karena dinilai sudah menjadi kebutuhan Indonesia yang merupakan negara kepulauan.
“Ini (infrastruktur digital) tidak semuanya bisa diselesaikan dengan pendekatan teresterial. Jadi wilayah yang tidak ter-cover solusi teresterial kami lakukan dengan pendekatan satelit," kata Fadhilah Mathar pada Selasa (24/10/2024).
Selain SATRIA-2, Fadhilah menyatakan pada tahun 2025 program yang diusung oleh BAKTI akan berfokus pada peningkatan kapasitas. Dengan demikian, diharapkan pelayanan yang diberikan dapat diterima masyarakat dengan semakin baik.
“2025 Kita akan fokus ke yang exsisting, peningkatan kapasitas, sehingga pelayanan yang diterima masyarakat juga semakin baik,” ujar Fadhilah.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dirut sebut BAKTI masih lanjutkan studi untuk SATRIA-2 pada 2025