Washington (ANTARA) - Para pihak di dalam negosiasi pembebasan sandera di Jalur Gaza "sangat dekat" mencapai kesepakatan yang mungkin akan diselesaikan sebelum Presiden terpilih AS Donald Trump resmi menjabat pada 20 Januari, ujar Penasihat Keamanan Nasional Presiden Joe Biden, Jake Sullivan, kepada CNN pada Minggu (12/1).
"Kami sangat, sangat dekat," kata Sullivan, tetapi menambahkan bahwa garis akhir belum benar-benar tercapai.
Koordinator Gedung Putih untuk Timur Tengah, Brett McGurk, sudah berada di Doha selama sepekan untuk merampungkan detail akhir teks kesepakatan tersebut, ungkap Sullivan.
"Kami selalu bertekad menggunakan setiap hari selama kami menjabat untuk menyelesaikan (soal) ini," ujarnya.
Biden menerima pemutakhiran informasi secara harian mengenai isu tersebut dan kemungkinan besar akan berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam waktu dekat, tambah Sullivan.
"Dan kami sama sekali tidak mengesampingkan hal ini. Ada kemungkinan hal ini akan terwujud," katanya.
Pada 7 Oktober 2023, dalam serangan Hamas ke permukiman di bagian selatan Israel, lebih dari 250 orang ditawan dan membawa ke Jalur Gaza.
Menurut data Israel, 98 orang masih disandera oleh Hamas, termasuk mereka yang diyakini telah meninggal dunia.
Dalam berbagai operasi dan upaya kemanusiaan, 156 orang telah dibebaskan dari penyanderaan Hamas, termasuk sandera yang telah meninggal dunia dan jasadnya dibawa keluar dari Gaza.
Para sandera, termasuk perempuan, anak-anak, dan lansia, telah ditahan selama lebih dari 15 bulan. Di antara sandera tersebut, terdapat dua orang yang memiliki kewarganegaraan Rusia.
Sumber: Sputnik-OANA
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gedung Putih: Kesepakatan pembebasan sandera Gaza bisa tercapai segera