Gorontalo (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Gorontalo akan meningkatkan akselerasi dalam upaya mencapai target imunisasi rutin di daerah itu.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Jeane Istanti Dalie di Gorontalo, Rabu mengatakan berdasarkan laporan program imunisasi, capaian imunisasi rutin terbaru menunjukkan sebagian besar pemberian imunisasi dasar belum mencapai target yang diharapkan.
Berdasarkan rekapan data per 12 Mei 2025, rata-rata cakupan imunisasi di enam kabupaten/kota masih berada di bawah 20 persen. Angka tersebut masih belum mendekati target kumulatif bulanan dimana bulan Mei harusnya sudah mencapai 29,98 persen.
Jeane menegaskan kondisi ini menjadi alarm penting bagi seluruh jajaran kesehatan baik di provinsi, kabupaten/kota, terutama di puskesmas.
"Sampai dengan minggu kedua Mei, cakupan imunisasi dasar lengkap baru mencapai 14,66 persen. Untuk Hepatitis B dosis pertama, rata-rata provinsi hanya 5,76 persen. Ini memerlukan upaya luar biasa dari seluruh pemangku kepentingan," katanya.
Terdapat beberapa tantangan utama yang menyebabkan capaian imunisasi belum optimal, antara lain lemahnya perencanaan logistik vaksin di puskesmas, perawatan (maintenance) yang buruk terhadap komponen rantai dingin (cold chain), kurangnya keterlibatan pemerintah desa, serta masih adanya penolakan imunisasi di sejumlah desa.
Kondisi tersebut dikarenakan koordinasi yang kurang antara petugas dan aparat di desa. Selain itu penyebab efek dari imunisasi membuat banyak ibu menjadi enggan kembali membawa anaknya untuk imunisasi dan berdampak pada penilaian buruk terhadap imunisasi.
"Kami mendapati laporan dari beberapa juru imunusasi, masih banyak desa di beberapa kabupaten yang mengalami penolakan imunisasi baik langsung maupun tidak langsung. Ini menjadi perhatian serius, apalagi ditambah dengan kendala di lapangan seperti cold chain yang kurang diperhatikan di beberapa puskesmas dan pelaporan digital melalui ASIK yang belum berjalan optimal," katanya.
Data dari sistem monitoring vaksin SMILE per Mei 2025 menunjukkan bahwa stok vaksin seperti Rotavirus dan Tetanus Difteri (TD) di provinsi saat ini, hanya cukup untuk kurang dari satu bulan ke depan. Padahal selama ini tidak ada kabupaten/kota yang mengabarkan kendala kekurangan vaksin.
Artinya masih ada beberapa puskesmas yang terlambat melaporkan penggunaan vaksin di aplikasi SMILE baik yang masuk maupun yang keluar.
Meski begitu, beberapa kabupaten/kota menunjukkan performa yang cukup baik untuk jenis vaksin tertentu. Seperti Kota Gorontalo, mencatat cakupan tertinggi untuk vaksin Polio Tetes dan IPV, sementara Kabupaten Bone Bolango unggul dalam cakupan IPV-1.
Walaupun secara capaian IDL menjadi yang terendah, Kabupaten Gorontalo dan Boalemo masih yang tertinggi untuk capaian IDM.
Sebagai tindak lanjut, Dinas Kesehatan Provinsi telah melakukan langkah-langkah strategis, antara lain monitoring distribusi vaksin di kabupaten/kota, menggalakkan imunisasi kejar untuk sasaran yang tertinggal, memperbaiki sistem pelaporan ASIK dan SMILE, serta menggencarkan komunikasi risiko di wilayah yang mengalami penolakan.
"Kami juga mendorong pelibatan tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk membantu edukasi masyarakat, agar tidak mudah percaya pada hoaks atau informasi yang menyesatkan tentang imunisasi," kata Jeane.
Ia berharap dukungan penuh dari pemerintah daerah, jajaran puskesmas, serta kader kesehatan di lapangan untuk bersama-sama meningkatkan cakupan imunisasi di Provinsi Gorontalo demi melindungi generasi masa depan dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).