Gorontalo (ANTARA) - Wakil Gubernur (Wagub) Gorontalo Idah Syahidah Rusli Habibie mengajak semua pihak turut serta mengampanyekan penanganan Human Immunodeficiency Virus (HIV) Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).
Wagub Idah Syahidah yang juga Ketua Pelaksana Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Gorontalo itu di Gorontalo, Jumat, mengatakan cara tersebut efektif dalam upaya pencegahan dini penyebaran dan penanganan HIV/AIDS.
"Lewat cara ini, kita bisa sama-sama mengedukasi serta memberikan solusi kepada masyarakat agar penyebaran HIV/AIDS di Gorontalo tidak bertambah," kata dia.
Seiring dengan perkembangan zaman, kata dia, gaya hidup masyarakat juga berubah, salah satu contoh pergaulan bebas yang mengarah pada perilaku menyimpang sehingga membawa ke situasi yang rentan dengan HIV/AIDS.
Ia menyebut bahwa hal itu terbukti dari temuan di mana sebagian besar pengidap virus ini kelompok atau individu yang pernah melakukan perbuatan menyimpang, seperti perilaku seks bebas atau hubungan seks sesama jenis.
Oleh karena itu, kata dia, KPA dan pemerintah secara bertahap melakukan berbagai upaya, mulai dari pendekatan secara humanis dilakukan para tenaga penjangkau ke kelompok dan individu rentan sampai dengan sosialisasi dalam rangka pencegahan penyebaran HIV/AIDS.
Selain itu, pemerintah provinsi juga hadir dalam memberikan pendampingan serta pengobatan kepada pengidap HIV/AIDS serta telah menyiapkan anggaran khusus untuk warga pengidap yang status ekonomi termasuk kategori menengah ke bawah.
"Inilah alasan mengapa kampanye penanganan tersebut harus disebarluaskan ke masyarakat, agar warga yang merasa aktivitasnya rentan dengan penyebaran virus itu, berani untuk menyampaikan bahkan melakukan tes, apakah mereka telah tertular atau tidak," katanya.
Ia mengatakan warga yang ingin melapor atau mengetahui kondisi kesehatan tidak perlu cemas berlebihan karena KPA maupun instansi yang melakukan tes akan merahasiakan hasil tes apabila positif mengidap HIV/AIDS.
Pengaduan atau pelaporan dapat dilakukan di banyak tempat, seperti puskesmas dan klinik kesehatan.
"Sangat penting bagi masyarakat untuk jujur kepada petugas agar penyebaran virus ini dapat dicegah lebih dini dan dilakukan pengobatan secara berkala. Saya juga meminta masyarakat dan petugas untuk menanamkan kalimat jauhi virusnya, bukan orangnya," katanya.
