Mataram (ANTARA GORONTALO) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Nusa
Tenggara Barat H Mohammad Rum menyatakan sebanyak 1.013 warga Kota Bima
yang terdampak banjir susulan pada Jumat (13/1) sudah kembali dari
pengungsian karena keadaan sudah aman.
"Pengungsi semua sudah kembali ke rumah masing-masing sejak Sabtu
(14/1)," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB H
Mohammad Rum, di Mataram, Minggu.
Ia mengatakan, banjir susulan di Kota Bima, menyebabkan 600 rumah
tergenang air disertai lumpur setinggi 50 hingga 100 centimeter.
Ratusan rumah terdampak banjir tersebut tersebar di Kecamatan
Rasanae Barat, yakni Kelurahan Paruga 200 rumah, Dara 200 rumah, dan
Kelurahan Tanjung 200 rumah.
Banjir susulan tersebut juga menggenangi tiga sekolah, yaitu SDN
55, MTs Padolo, MI Padolo. Akibatnya, proses belajar-mengajar terganggu.
Tim Penanggulangan Bencana juga mendata Puskesmas Paruga ikut
terendam air dan berlumpur, sehingga pelayanan kepada masyarakat
terganggu.
"Data warga yang mengungsi dan infrastruktur yang terdampak banjir
sudah dilaporkan ke Badan Penanggulangan Bencana Nasional untuk
ditindaklanjuti," ucap Mohammad Rum.
Kota Bima dan empat kecamatan di Kabupaten Bima, Pulau Sumbawa, NTB diterjang banjir bandang pada 21 Desember 2016.
Banjir bandang susulan setinggi 1 hingga 3 meter kembali terjadi di Kota Bima, pada 23 Desember 2016.
Banjir susulan kembali terjadi di Kota Bima dan Kecamatan Wawo,
Kabupaten Bima, pada 2 Januari 2017. Sejumlah kelurahan dan desa
terendam air hingga lutut orang dewasa.
Menurut data BPBD NTB, ribuan rumah yang tersebar di lima kecamatan di Kota Bima terendam air setinggi 1 hingga 3 meter.
Sebanyak 105.758 jiwa penduduk di kota itu terkena dampak banjir bandang tersebut.
Nilai kerugian akibat banjir tersebut diperkirakan lebih dari Rp900
miliar karena terjadi kerusakan infrastruktur jalan, jembatan,
telekomunikasi, listrik, fasilitas umum, lahan pertanian dan usaha
rakyat.
BPBD NTB : warga Bima sudah kembali dari pengungsian
Minggu, 15 Januari 2017 16:10 WIB