Gorontalo (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Provinsi Gorontalo mengalami inflasi tahunan 3,12 persen pada bulan Juli 2025 dibandingkan pada tahun sebelumnya.
"Bawang merah menjadi komoditas utama inflasi tahunan Provinsi Gorontalo dengan andil sebesar 0,62 persen, disusul beras 0,50 persen dan tomat 0,46 persen," ucap Plt Kepala BPS Provinsi Gorontalo Dwi Alwi Astuti.
Inflasi tahunan Provinsi Gorontalo kata dia, terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada delapan kelompok pengeluaran.
Diantaranya kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 7,16 persen, selanjutnya kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,58 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,40 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,51 persen; kelompok transportasi sebesar 0,51 persen.
Serta kelompok pendidikan sebesar 2,19 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,80 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,72 persen.
Sedangkan tiga kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi tahunan yaitu kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 3,20 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,07 persen dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,16 persen.
"Pada Juli 2025 Provinsi Gorontalo mengalami inflasi bulan ke bulan sebesar 1,34 persen dan inflasi year to date sebesar 2,40 persen," kata Dwi Alwi.
