Kabupaten Gorontalo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gorontalo, Provinsi Gorontalo menekan inflasi dengan strategi pasar murah, pengawasan stok, stabilisasi harga, kelancaran distribusi, dan penyampaian informasi berimbang kepada masyarakat.
Hal tersebut diucapkan Asisten Ekonomi Pembangunan Setda Kabupaten Gorontalo Romy Sjahrain usai mengikuti rapat Koordinasi pengendalian inflasi tahun 2025 dirangkaikan dengan pembahasan evaluasi dukungan pemerintah daerah dalam Program 3 Juta Rumah, secara daring di Gorontalo, Senin.
Ia mengatakan jika Kementerian Dalam Negeri RI merilis Indeks Harga Konsumen periode Juli pada minggu pertama bulan Agustus 2025. Data tersebut menempatkan inflasi di Kabupaten Gorontalo menduduki urutan ke 14 se- Indonesia.
"Hasil evaluasi Kemendagri Republik Indonesia, tingkat Inflasi Kabupaten Gorontalo urutan ke 14 Se-Indonesia. Tingkat inflasi tentu telah diukur melalui Indeks Harga Konsumen," kata dia.
Romy menjelaskan, lonjakan inflasi dipicu oleh kenaikan harga beras dan bawang merah. Meski demikian, harga tomat dan cabai berhasil ditekan.
Ia menguraikan, berdasarkan IHK periode Juli 2025 yang dirilis Kemendagri pada Agustus, inflasi Kabupaten Gorontalo mencapai 3,86 persen. Sedangkan inflasi bulan Juni sebesar 0.81 persen.
“Dalam rangka mengendalikan angka inflasi, ada beberapa strategis yang kita lakukan. Pertama, terus mengawasi ketersediaan stok bahan komoditas, kedua, menekan harga agar bisa terjangkau masyarakat, ketiga, mendukung kelancaran distribusi, dan keempat, membangun informasi berimbang kepada masyarakat tentang adanya ketersediaan stok di daerah," jelasnya.
Selain itu, Rommy mengatakan Pemkab Gorontalo akan menggelar pasar murah dalam rangka menekan inflasi. Antaranya melakukan pasar murah bersama instansi-instansi terkait, seperti Bulog dan penyedia lainnya.
