"Ini istilahnya blusukan gaya virtual," kata Anang Sujoko saat dihubungi ANTARA News, Senin.
Presiden
Jokowi dikenal aktif menggunakan media sosial, antara lain Instagram
dan Twitter, untuk membagikan informasi atau mengunggah kegiatan. Dan
baru-baru ini, Presiden Jokowi juga mulai aktif di vlog. (Baca: Ini vlog Presiden Jokowi)
Melalui
media sosial, kata Anang, presiden dapat memanfaatkan selayaknya saat
turun langsung ke masyarakat, mendengarkan aspirasi rakyat secara
langsung tanpa mendapat seleksi dari lingkaran terdekat presiden.
Ia
menambahkan, karakter media sosial yang terbuka dipandang sebagai media
alternatif untuk masyarakat memberikan suaranya, apalagi sekarang ini
terdapat kemunduran kepercayaan masyarakat terhadap media arus utama
yang dipandang partisan atau disaring dengan ideologi tertentu.
Sikap adaptif presiden terhadap media
sosial, menurut Anang, perlu diapresiasi karena era komunikasi sekarang
ini bergerak ke arah teknologi komunikasi digital.
Tetapi, komunikasi melalui pesan teks di media sosial perlu diperhatikan karena dapat memunculkan distorsi pesan.
Ia menilai, percakapan melalui teks menghilangkan unsur verbal, antara lain intonasi, sehingga dapat mengurangi makna pesan.
Umumnya,
unggahan yang ditulis oleh presiden langsung diberi inisial di bagian
belakang. Bila tidak, unggahan tersebut dibuat oleh tim media.
Ia
khawatir bila bukan presiden langsung yang membuat unggahan di media
sosial, pemilihan kata, kalimat dan nada bicara akan berbeda.