Gorontalo (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bawang merah menjadi komoditas penyumbang utama deflasi bulan ke bulan Provinsi Gorontalo bulan September 2025 sebesar 0,13 persen dengan andil 0,30 persen.
"Pada bulan September, Provinsi Gorontalo deflasi 0,12 persen dan bawang merah memberikan andil besar," ucap Plt Kepala BPS Provinsi Gorontalo Dwi Alwi Astuti di Gorontalo, Kamis.
Ia menguraikan selain bawang merah, beras juga memberikan andil besar yaitu 0,14 persen, disusul cumi-cumi 0,06 persen, angkutan udara 0,03 persen, tomat 0,02 persen, ikan teri 0,02 persen, ikan bubara 0,01 persen, pengharum cucian 0,01 persen dan parfum 0,01 persen.
Sedangkan untuk komoditas utama yang mengalami inflasi pada bulan September yaitu ikan layang 0,10 persen, emas perhiasan 0,08 persen, telur ayam ras 0,06 persen, kangkung 0,03 persen, pisang 0,02 persen, kopi bubuk 0,02 persen, cabai rawit 0,02 persen, pasir 0,01 persen, sigaret putih mesin 0,01 dan biskuit 0,01 persen.
Pada September 2025 Provinsi Gorontalo mengalami inflasi tahun ke tahun sebesar 1,99 persen yang terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada tujuh kelompok pengeluaran.
Yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 4,01 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,42 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,55 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,54 persen, kelompok pendidikan sebesar 2,02 persen.
Serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,95 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,38 persen.
Empat kelompok pengeluaran mengalami deflasi tahun ke tahun yaitu kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 2,86 persen, kelompok transportasi sebesar 0,06 persen, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,59 persen dan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,54 persen.
