Gorontalo (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo tahun 2025 mencapai 72,62, meningkat 0,61 poin atau 0,85 persen dibandingkan 2024 yang sebesar 72,01.
"Selama 2020–2025, IPM Provinsi Gorontalo rata-rata meningkat sebesar 0,88 persen per tahun," ucap Plt Kepala BPS Provinsi Gorontalo Dwi Alwi Astuti di Gorontalo, Kamis.Ia menjelaskan, seluruh dimensi pembentuk IPM mengalami peningkatan, terutama standar hidup layak. Umur harapan hidup bayi yang lahir pada tahun 2025 sebesar 71,06 tahun, meningkat 0,33 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir pada tahun sebelumnya.
Pada dimensi pengetahuan, harapan lama sekolah (HLS) penduduk umur 7 tahun pada tahun 2025 meningkat 0,01 tahun dibandingkan tahun sebelumnya, dari 13,17 tahun menjadi 13,18 tahun. Sementara itu, rata-rata lama sekolah (RLS) penduduk umur 25 tahun ke atas meningkat 0,09 tahun, dari 8,29 tahun menjadi 8,38 tahun pada tahun 2025.
"Untuk dimensi standar hidup layak yang diukur berdasarkan rata-rata pengeluaran riil per kapita per tahun pada tahun 2025 meningkat 398 ribu rupiah atau 3,45 persen dibandingkan tahun sebelumnya," ujar Dwi.
IPM kata dia, dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Pembangunan manusia di Provinsi Gorontalo terus mengalami kemajuan.
"Selama 2020–2025, IPM Provinsi Gorontalo rata-rata meningkat sebesar 0,88 persen per tahun, dari 69,51 pada tahun 2020 menjadi 72,62 pada tahun 2025," jelas Dwi.
Peningkatan IPM tahun 2025 didukung oleh semua dimensi penyusunnya, terutama standar hidup layak dan pengetahuan. Dua indikator mengalami percepatan pertumbuhan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu pengeluaran riil per kapita per tahun (yang disesuaikan) sebesar 3,45 persen dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) sebesar 1,09 persen.
"Sementara itu, pertumbuhan Umur Harapan Hidup (UHH) saat lahir sebesar 0,47 persen dan Harapan Lama Sekolah (HLS) sebesar 0,08 persen," pungkas dia.
