Gorontalo Utara (ANTARA) - Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo menyerap aspirasi dalam reses yang dipusatkan di Desa Tanjung Karang, Kecamatan Tomilito, Rabu.
Anggota DPRD dari daerah pemilihan Tomilito dan Ponelo Kepulauan ini mengaku, agenda reses merupakan salah satu wadah dalam menjaga harmoni dengan masyarakat.
"Acapkali karena kesibukan kita di kantor, membuat waktu bertemu dengan masyarakat menjadi kurang. Oleh karena itu, melalui reses menjadi ruang seluas-luasnya bagi anggota DPRD untuk turun langsung ke daerah pemilihan menjumpai masyarakat, berdialog, mendengarkan aspirasi dan menjadi ruang spesial dalam menjaga harmoni," kata Haris.
Ruang diskusi dalam reses pun kata dia, memperluas akses masyarakat dalam menyampaikan aspirasi.
“Kami menerima aspirasi secara langsung untuk disampaikan ke pemerintah daerah agar dapat ditindaklanjuti dengan cepat," katanya.
Reses kata Haris, setiap tahun digelar. Ini menjadi salah satu wadah penting bagi masyarakat di daerah pemilihannya untuk menyampaikan masukan, keluhan, maupun usulan kebijakan secara langsung kepada anggota DPRD.
"Biasanya kami menerima satu atau dua kelompok masyarakat yang datang di kantor atau di rumah, karena keterbatasan waktu. Alhamdulillah melalui reses, saya bisa menerima banyak aspirasi dengan waktu yang cukup, dari masyarakat yang ada di desa ini maupun dari desa sekitar," katanya.
Menurutnya setiap aspirasi yang diterima pasti ditindaklanjuti secara berjenjang.
"Apa yang disampaikan masyarakat melalui reses, tentu ditindak lanjutnya. Kami pasti memperjuangkannya dengan melakukan pendalaman lebih lanjut, memanggil pihak-pihak terkait dan mencari solusi agar aspirasi bisa diberi direalisasikan,” katanya.
Seperti yang disampaikan seorang warga yaitu Tutun Suaib yang mengusulkan akses jalan Desa Tanjung Karang menuju Desa Mutiara Laut agar dapat dibuka.
Aspirasi ini disampaikan mengingat sejak masa penjajahan sampai sekarang akses jalan tersebut belum terealisasi.
Ada pula aspirasi terkait menyoroti benih jagung yang seharusnya bisa membantu masyarakat namun kenyataannya hanya justru merugikan petani karena bibit jagung yang diberikan tidak sesuai dengan struktur tanah yang ada d Gorontalo, sehingga petani merugi.
Aspirasi terkait mobil angkut siswa juga dipertanyakan apakah masih beroperasi atau tidak. Jika memang sudah tidak mampu daerah mengelola mobil tersebut, diharapkan agar diserahkan saja ke Bumdes untuk dilkelola.
Di tempat yang sama, tokoh masyarakat Desa Tanjung Karang Alex Kumale juga menyampaikan dengan banyaknya program daerah, provinsi dan pusat yang sudah diprogramkan oleh pemerintah, warga berharap agar jalan yang menjadi penghubung antara Desa Tanjung Karang dan Mutiara Laut agar dapat terwujud.
"Saya merangkum seluruh aspirasi dan akan memperjuangkannya untuk direalisasikan kepada rakyat. Saya berharap harmoni yang terjaga dengan rakyat di dapil saya, menjadi kekuatan untuk memperjuangkan aspirasi-aspirasi yang disampaikan," kata Haris.
