Bengkulu (ANTARA GORONTALO) - Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi Basaria
Panjaitan mengajak seluruh pihak agar tidak menganggap Operasi Tangkap
Tangan (OTT) sebagai musibah melainkan adalah sebuah keberkahan.
"Bukan musibah, itu adalah berkah, kita bisa menyelamatkan uang dari
koruptor dan mengembalikan ke rakyat, persepsi selama ini yang
seharusnya kita ubah," kata dia pada Rapat Konsolidasi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi bersama seluruh FKPD dan pejabat pemerintahan di
Provinsi Bengkulu, Kamis.
Pemberantasan koruptor tersebut juga akan menjadi peringatan bagi
pimpinan dan pejabat daerah lainnya untuk tidak ikut terjerumus pada hal
yang sama.
"Bayangkan jika bapak-bapak dan ibu-ibu berada di posisi (Gubernur
Bengkulu nonaktif Ridwan Mukti) saat ini, bandingkan pandangan
masyarakat sebelum dan setelah kena OTT," kata dia.
Tentunya para politikus dan birokrat yang terjerat pidana korupsi
akan kehilangan rasa hormat dari masyarakat, dan yang paling penting
adalah kehilangan karir yang selama ini dengan susah payah dibangun.
"Setelah berada di Gedung KPK, mau antuk-antukkan kepala ke dinding
pun jadi tidak ada gunanya lagi, jangan menyesal kemudian hari,"
ujarnya.
Peringatan tersebut lanjut dia tidak hanya untuk birokrat dan
politikus semata, tetapi juga ditujukan kepada pihak pengusaha yang
bekerjasama dengan pemerintah utamanya kontraktor tender proyek.
"Pemberi dan penerima kita jerat semua, jadi bagi kontraktor atau
pengusaha jangan coba-coba ingin memberi suap dan jangan layani
permintaan pejabat yang meminta suap," ujarnya.
Rapat Konsolidasi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi ini digelar
pasca OTT Gubernur Bengkulu nonaktif Ridwan Mukti besrta istri dan dua
orang lainnya yang tertangkap pada 20 Juni 2017 lalu. Kegiatan dihadiri
oleh Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, Kapolda, Kajati, wali kota,
bupati, kapolres, kejari, legislatif, seluruh kepala OPD dan pengusaha.
Basaria: jangan anggap OTT musibah melainkan berkah
Kamis, 10 Agustus 2017 21:13 WIB