Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Wakil Ketua Komisi Perlidungan Anak Indonesia
(KPAI) Rita Pranawati, pada kesempatan Hari Ayah Nasional 12 November,
mengingatkan peran strategi ayah dalam tumbuh kembang anak.
"Ayah tidak hanya diharapkan memenuhi pemenuhan kebutuhan fisik
sebagaimana gambaran profil ayah hari-hari ini. Namun anak-anak juga
sangat menanti kasih sayang dan perhatian ayah," kata Komisioner Bidang
Pengasuhan KPAI Rita kepada wartawan di Jakarta, Minggu.
Menurut dia, 12 November yang diperingati sebagai hari ayah di
Indonesia sering sekadar menempatkan ayah sebagai pahlawan ekonomi
keluarga tapi dalam banyak hal peran ayah untuk tumbuh kembang anak
justru kurang. Dengan kata lain, figur ayah belum hadir secara optimal
pada proses pengasuhan buah hatinya.
Anak yang mendapatkan kasih sayang dari ayah, lanjut dia, akan
tumbuh lebih percaya diri, berani mengambil risiko dan memiliki daya
juang yang baik. Anak yang tumbuh tanpa kehadiran ayah cenderung akan
tumbuh menjadi pribadi yang rapuh, sulit mengambil keputusan hingga
mengalami keterlambatan perkembangan psikologis.
"Fatherless (ketidakhadiran ayah) secara umum akan berdampak bagi
kepercayaan diri, kemampuan, beradaptasi, mengambil keputusan dan
mengambil risiko, kematangan emosi dan psikososial," kata dia.
Mengutip Survei Indeks Nasional Pengasuhan Anak di Indonesia tahun
2015 oleh KPAI, Rita mengatakan peran ayah dibandingkan ibu, hanya
sedikit lebih baik dalam hal mengetahui dampak teknologi informasi,
pemenuhan nafkah dan menguruskan akte kelahiran.
Secara umum, kata dia, peran ibu masih dominan pada semua indeks
pengasuhan dibandingkan peran ayah, mulai dari pengasuhan fase awal,
pemenuhan hak dasar, penanaman nilai dasar, pola komunikasi orang tua
dan anak, akses dan alat media digital, pencegahan kekerasan serta
partisipasi anak.
"Fatherless" bagi anak
Rita mengatakan fatherless (tanpa ayah) memiliki dampak bagi
anak laki-laki dan perempuan terutama untuk meningkatkan kepercayaan
diri mereka. Bagi anak laki-laki tanpa ayah akan berdampak pada
agresivitas anak yang dapat menyebabkan keterlibatan dalam "kenakalan
remaja". Peran ayah untuk memberikan pemahaman tentang kesehatan
reproduksi sangat penting bagi anak laki-laki, tapi sayangnya ayah belum
banyak terlibat.
Padahal, kata dia, anak laki-laki membutuhkan informasi yang tepat
tentang kesehatan reproduksi agar tidak terjerumus pada hal yang tidak
baik. Data Kemensos tahun 2013 tentang prevalensi kekerasan, anak
laki-laki lebih rentan untuk menjadi korban kekerasan fisik, psikologis
maupun seksual. Kehadiran ayah akan mengurangi kerentanan anak menjadi
korban maupun pelaku kekerasan.
Sedangkan bagi anak perempuan, lanjut dia, ketiadaan ayah akan
berdampak pada pengelolaan emosi anak, sulit mengambil keputusan dan
cenderung mencari pengganti figur ayah. Salah satu dampak yang dapat
terjadi adalah pacaran berisiko bagi anak perempuan dan mencari figur
yang dianggap nyaman sebagai pengganti figur ayah.
Maka dari itu, Rita mengingatkan pentingnya interaksi ayah terhadap
anak meski dengan hal yang sederhana sekalipun agar dapat turut memberi
dampak positif bagi pertumbuhan anak.
"Wahai para ayah, manfaatkan waktu kebersamaan dengan anak dengan
sebaik-baiknya. Ayah perlu memiliki pengetahuan yang baik tentang
pengasuhan, komitmen untuk mengasuh dan waktu untuk membersamai
anak-anak. Kehadiran teknologi misalnya video call tidak dapat
menggantikan pentingnya kebersamaan dengan anak. Akhirnya, keterlibatan
ayah dalam tumbuh kembang anak akan sangat bermanfaat bagi generasi masa
depan bangsa. Selamat Hari Ayah!," kata dia.
KPAI: ayah punya peran strategis dalam tumbuh kembang anak
Minggu, 12 November 2017 13:48 WIB