Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Gorontalo melakukan penandatanganan MoU atau nota kesepahaman pengembangan teknologi pertanian digital (digital farming) dan integrated ecofarming UMKM binaan.

Kepala KPw BI Gorontalo, Budi Widihartanto, Rabu, mengatakan MoU tersebut dilakukan bersama Yayasan Anugerah Nusa Bangsa sebagai pengembang teknologi digital farming yang juga menjadi 'expert pool' Bank Indonesia dalam pengembangan Klaster Ketahanan Pangan.

"Dapat kami sampaikan bahwa pengembangan teknologi digital farming yang akan dikembangkan di lokasi berupa sistem otomatisasi aktivitas pertanian menggunakan Arduino," ujarnya.

Penerapan teknologi Arduino mampu membaca input dari beragam sensor seperti cahaya, sentuhan, bahkan pesan elektronik dan kemudian dikonversi menjadi output instruksi seperti menyalakan mesin, lampu, dan bahkan mengunggah konten secara digital.

"Berdasarkan evaluasi yang kami laksanakan kepada UMKM binaan KPwBI Provinsi Gorontalo klaster cabai rawit di Kabupaten Gorontalo sampai dengan triwulan III 2020, saat ini total produktivitas cabai rawit UMKM binaan dari bulan Januari hingga September 2020 adalah sebesar 4,9 ton/Ha dibandingkan produksi cabai sampai dengan Tw III 2019 sebesar 4,26 ton/Ha," jelasnya.

Budi mengatakan jika berdasarkan Kementerian Pertanian tahun 2018 bahwa rata-rata nilai produktivitas cabai rawit nasional adalah 3-5 ton/Ha, sejalan dengan itu level produktivitas cabai rawit di Gorontalo masih terus dapat ditingkatkan melalui efisiensi pertanian, seperti penerapan teknologi Digital Farming.

"Adapun beberapa hal yang perlu dimonitor ke depan dalam rangka menyukseskan program Digital Farming adalah kesiapan lahan, pemilihan lokasi pilot project, ketersediaan sarana dan usaha seperti listrik, jaringan internet, SOP, dan bahkan teknik perawatan fasilitas," pungkasnya.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020