Kantor BI Gorontalo latih petani implementasikan "digital farming"
Selasa, 27 Oktober 2020 21:46 WIB
Gorontalo (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Gorontalo melatih puluhan petani dalam implementasi pertanian berbasis teknologi digital (digital farming) dan integrated ecofarming di Desa Dumati, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
Kepala Kantor Perwakilan BI Gorontalo, Budi Widihartanto, Selasa, mengatakan program pengembangan UMKM merupakan salah satu implementasi dari visi Bank Indonesia yaitu menjadi bank sentral yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian dan terbaik diantara negara emerging market.
"Bentuk program pengembangan UMKM yang dilakukan adalah program pengembangan klaster komoditas inflasi utama dan komoditas local champion," ujarnya.
Dalam rangka pengembangan klaster komoditas inflasi utama, Bank Indonesia berupaya untuk melakukan berbagai langkah koordinatif baik di sisi kebijakan di stakeholder utama daerah maupun langkah inovatif pengerapan teknologi terkini sektor pertanian seperti teknologi digital farming.
"Pengembangan teknologi digital di tengah reformasi 4.0 merupakan hal yang semakin lumrah untuk diterapkan. Tercatat sampai dengan saat ini pengaplikasian teknologi dalam sektor usaha semakin beragam melalui implementasi Internet of Thing bahkan Internet of Everything (IOT/IOE)," jelasnya.
Salah satu sektor usaha yang saat ini gencar dalam melaksanakan penerapan IOT/IOE adalah sektor pertanian. Menurut catatan BI Gorontalo, pemanfaatan teknologi digital farming dinilai dapat memberikan keuntungan kepada para petani.
"Diantaranya, pemantauan dan monitoring informasi yang lebih presisi dan real time, pengambilan langkah preventif yang lebih cepat dalam menghadapi potensi masalah, multiplikasi hasil panen dibandingkan sebelumnya, efisiensi konsumsi pupuk, pembasmi hama, dan air dan mendukung pertanian berkelanjutan," katanya.
Kepala Kantor Perwakilan BI Gorontalo, Budi Widihartanto, Selasa, mengatakan program pengembangan UMKM merupakan salah satu implementasi dari visi Bank Indonesia yaitu menjadi bank sentral yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian dan terbaik diantara negara emerging market.
"Bentuk program pengembangan UMKM yang dilakukan adalah program pengembangan klaster komoditas inflasi utama dan komoditas local champion," ujarnya.
Dalam rangka pengembangan klaster komoditas inflasi utama, Bank Indonesia berupaya untuk melakukan berbagai langkah koordinatif baik di sisi kebijakan di stakeholder utama daerah maupun langkah inovatif pengerapan teknologi terkini sektor pertanian seperti teknologi digital farming.
"Pengembangan teknologi digital di tengah reformasi 4.0 merupakan hal yang semakin lumrah untuk diterapkan. Tercatat sampai dengan saat ini pengaplikasian teknologi dalam sektor usaha semakin beragam melalui implementasi Internet of Thing bahkan Internet of Everything (IOT/IOE)," jelasnya.
Salah satu sektor usaha yang saat ini gencar dalam melaksanakan penerapan IOT/IOE adalah sektor pertanian. Menurut catatan BI Gorontalo, pemanfaatan teknologi digital farming dinilai dapat memberikan keuntungan kepada para petani.
"Diantaranya, pemantauan dan monitoring informasi yang lebih presisi dan real time, pengambilan langkah preventif yang lebih cepat dalam menghadapi potensi masalah, multiplikasi hasil panen dibandingkan sebelumnya, efisiensi konsumsi pupuk, pembasmi hama, dan air dan mendukung pertanian berkelanjutan," katanya.